ilustrasi anak dan pengaruh didikan orang tua (sumber: binusuniversity)

Menjadi rahasia umum, bahwa orang tua adalah cerminan anak. Sejak lahir, mereka akan belajar, meniru, dan berinteraksi dengan dunia sekitar melalui pandangan pertama mereka: yaitu orang tua. Dalam proses mendidik anak, kita sering kali tidak sadar bahwa setiap ucapan, sikap, dan nilai yang kita tanamkan akan berpengaruh besar pada kepribadiannya kelak dimasa yang akan datang. Begitu juga dengan seorang anak kecil yang sedang menjadi perbincangan banyak orang di media sosial.

Misalnya kasus seorang anak, sebut saja Ara. Seorang anak perempuan usia 5 tahun asal Sunda yang belakangan ini sangat viral di tiktok dan menjadi perhatian banyak orang berkat cara bicaranya yang sangat dewasa sebelum umurnya. Ara memang terkenal dengan kepandaian dalam komunikasi dengan orang tuanya seperti yang terlihat di video-video yang sering diunggah diakun tiktok milik kedua orangtuanya. Namun baru-baru ini, ara menjadi tranding topic yang sangat melejit dan menjadi sasaram hujatan oleh netizen Indonesia. Sebab video yang viral karena dinilai merendahkan orang-orang khususnya perempuan yang bekerja di pabrik.

Dalam video tersebut ara mengungkapkan bahwa saat didalam mobil ia sedang meminta sunscreen milik ibunya dan memakainya agar tidak seperti orang orang yang sedang bekerja di pabrik, yang menurutnya memiliki bau badan dan tampak kucel. Meskipun diucapkan dengan bahasa yang lugas dan tak bermaksud untuk menyindir, hal ini menimbulkan kontriversi besar di kalangan waganet.

Pro dan kontra pun muncul. Banyak yang mendukung Ara karena dianggap pintar dan bijak dalam berpikir di usia yang masih muda, sementara sebagian lainnya merasa bahwa ucapan Ara mencerminkan pandangan yang tidak menghargai profesi orang lain. Tapi di balik semua ini, ada pertanyaan penting yang perlu kita renungkan bersama: sebenarnya apa dan adakah hal yang salah dalam mendidiknya?

Sebagai orang tua, kita memegang peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Tidak hanya dalam mengajarkan mereka untuk berbicara yang sopan dan benar, tetapi juga dalam menanamkan rasa empati dan menghargai sesama. Dalam Islam, mengajarkan anak untuk menghargai pekerjaan dan martabat setiap orang adalah hal yang sangat ditekankan. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk tubuhmu dan harta bendamu, tetapi Dia melihat hati dan amalmu.” (HR. Muslim)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca Juga: Lakukan Hal Ini Jika Ingin Mendidik Anak Menurut Al-Qur’an

Mendidik anak dengan bijak artinya memberikan contoh yang baik dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari bagaimana cara kita berbicara hingga cara kita memperlakukan orang lain, tanpa memandang pekerjaan atau status sosial mereka. Anak-anak, seperti Ara, belajar banyak dari apa yang mereka lihat dan dengar, terutama dari orang tua mereka. maka dari itu, apa yang kita ajarkan, baik langsung maupun tidak langsung, akan membentuk pandangan mereka terhadap dunia ini.

Ketika Ara berkata seperti itu, kita bisa menilai bahwa ia mungkin meniru atau mendengar hal serupa dari lingkungan sekitar, baik itu orang tua, keluarga, ataupun pengaruh sosial lainnya. Ini menjadi bukti bahwa  betapa besar pengaruh lingkungan terhadap cara berpikir seorang anak. Dalam hal ini, kita sebagai orang tua dan masyarakat, harus lebih berhati-hati dalam memberi contoh dan menyampaikan pendapat, apalagi jika itu disampaikan kepada anak-anak yang belum bisa sepenuhnya memahami dampaknya.

Namun, kita juga harus ingat bahwa Ara adalah anak kecil yang masih dikatakan dalam tahap belajar. Reaksi dari masyarakat yang menghakimi Ara mungkin kurang bijaksana, karena kita semua tahu, anak-anak belum memiliki kapasitas untuk memahami semua hal secara mendalam. Ara perlu mendapatkan penjelasan yang bijak dari orang dewasa di sekitarnya, agar ia bisa mengerti bahwa tidak semua hal yang ia dengar atau pelajari di luar sana bisa diterima begitu saja. Sebagai orang tua atau pengasuh, kita perlu mengarahkan anak-anak kita dengan penuh kasih sayang dan pengertian, bukan dengan cara menghakimi atau membatasi.

Sehingga pendidikan yang baik bukan hanya mengajarkan anak untuk pintar berbicara atau tampil dewasa, tetapi juga untuk menjadi pribadi yang bijaksana, penuh empati, dan mampu melihat dunia dari berbagai perspektif. Orang tua harus menjadi contoh utama dalam mendidik anak, tidak hanya dalam hal akademis, tetapi juga dalam nilai-nilai sosial dan moral yang baik.

Pada akhirnya, sebagai orang tua dan masyarakat tentunya kita harus mengingat bahwa dalam mendidik anak adalah sebuah proses yang sangat panjang dan penuh dengan tanggung jawab yang besar. Sebab anak anak adalah generasi penerus yang pastinya akan membawa nilai-nilai yang sudah kita ajarkan pada mereka dimasa depannya nanti. Dengan memberikan contih-contoh yang baik, dengan menghargai sesame dan pintar menanamkan nilai nilai empati, mungkin kita dapat membimbing mereka menjadi individu yang tidak hanya cerdas tapi juga berkelas dan juga penuh kasih sayang terhadap sesame manusia. Sebab anak bukan hanya cerminan kita, tetapi juga sebagai cerminan masyarakat yang membentuknya.

Baca Juga: Mendidik Anak Berdasarkan Usia dan Perkembangan Zaman

Mari kita telaah kembali sabda Rasulullah yang mengingatkan kita tentang pentingnya mendidik anak dengan baik dan benar: “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman yang berbeda dengan kita.” (HR. Ahmad)

Dengan ini, kita diingatkan bahwa peran kita dalam mendidik anak tidak hanya untuk masa kini, tetapi juga untuk masa depan mereka. Mari kita terus menjaga hati, kata-kata, dan tindakan kita sebagai orang tua, karena mereka melihat dan meniru kita lebih dari yang kita sadari.



Penulis: Wan Nurlaila Putri