Tebuireng- Jombang, Ujian Nasional SMA sederaja, tinggal menghitung jam. Semua sekolah tingkat SMA sederajat sibuk menghadapi UN yang menjadi hajatan rutin dunia pendidikan nasional setiap tahunnya. Begitu juga dengan SMA Ahmad Wahid Hasyim dan MA Salafiyah Syafi’iyyah PP Tebuireng. Bagaimana persiapan dua unit pendidikan dibawah naungan PP Tebuireng ini pada H-1 UN 2014 ini ?
Dua Unit pendidikan di Tebuireng akan ikut serta dalam hajatan tahunan pendidikan nasional. Lebih dari 400 Santri akan turut serta dalam UN 2014 dan melibatkan lebih dari 30 guru yang ikut turun menangani persiapan materi UN. Jombang(13/04).
Persiapan Materi
Persiapan UN sendiri sudah dimulai sejak semester genap. Materi kelas XII dihabiskan pada semester ganjil. Semester genap diisi pendalaman Materi dan pembahasan soal-soal, dan ujian Tryout. Untuk pelajaran tambahan sendiri SMA AWH tidak mengadakan Les-les atau jam tambahan di luar sekolah khusus pelajaran UN hanya memaksimalkan jam pelajaran di sekolah saja. Namun SMA AWH mengadakan dauroh atau pendampingan belajar kepada para calon peserta UN di sela-sela ujian praktek ketika semua ujian Pra-UN sudah selesai dilaksanakan.
Penyesaian materi pada semester ganjil ini bertujuan untuk membentuk suasana yang fokus pada para calon peserta. Tentu saja ketika ditambah dengan penambahan materi yang belum selesai akan mengganggu jalannya persiapan menuju UN yang seharusnya sudah bersinggungan dengan soal-soal dan latihan-latihan saja. Materi yang belum akan membuat persiapan terkesan tergesah-gesah dan kejar materi belaka.
Bimbingan Mental dan Spiritual
Selain faktor materi, kesuksesan UN juga ditentukan dengan keadaan Mental dan spiritualitas calon peserta. MASS dan SMA AWH membuat beberapa kebijakan dan kegiatan khusus yang berhubungan dengan penguatan mental dan bekal spitualitas calon peserta. Salah satunya adalah sholat dhuha dan disusul dengan wiridan bersama setiap pagi bagi kelas XII. Terlihat sepeleh dan biasa, kegiatan seperti ini sangatlah penting bagi calon peserta UN untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhan dan mengingatkan bahwa semua hal tak lepas dari campur tangan Dzat Pencipta Alam.
Selain itu, sebelum masuk kelas pada setiap hari pelaksanaan UN akan diadakan briving oleh para guru bagi peserta UN. Briving ini bertujuan untuk memberikan motivasi, pengarahan, mengingatkan teknis pengerjaan soal, termasuk juga teknis pengisian identitas peserta dan pegisihan lembar jawaban. Sekolah juga menurunkan guru-guru senior untuk membimbing materi UN. Tujuannya tak lain adalah tidak saja mentransfer ilmu tapi juga memberikan motivasi dengan segudang pengalaman yang mereka miliki. Seorang bapak guru akan menjadi bapak juga bagi para santri seorang ibu guru juga akan menjadi ibu bagi para santri. Tentu ini membutuhkan pengalaman yang lebih matang disamping kemampuan mendidik. SMA AWH juga menurunkan para guru materi UN untuk mendampingi para santri di pondok pada malam hari pelaksaan UN untuk menguatkan materi yang sudah digemblengkan.
Kendala
Menurut WAKASEK bidang Kurikulum, Bu Yati, menerangkan bahwa ada banyak sekali kendala yang melatarbelakangi persiapan Ujian Nasional tahun ini. “Sebenarnya masalah anak-anak pondok itu lebih kompleks dari pada anak-anak umum”, ungkap guru yang sudah mengajar di Tebuireng sejak tahunm 97 ini. Keadaan santri yang jauh dari orang tua turut menyebabkan kurangnya motivasi, sehingga target mereka kurang begitu greget, terkesa santai dan bermain-main . kesulitan member motivasi inilah merupakan kesululitan yang paling kompleks beberapa santri ketika dirtanya bagaimana menghadapi ujian, tegangkah? Grogi? Rata-rata menjawab dengan kalimat enteng, “biasa”, “santai”. Menurut bu yeti ini dilatarbelakangi oleh keadaan santri yang kurang pendampingan.
Beliau juga menambahkan bahwa banyak juga santri yang mengandalkan spiritualitas, seperti wiridan , ziarah kubur, ngalap berkah Mbah Hasyim dll dari pada kebutuhan untuk menkonsumsi materi alias belajar. Bahkan ada beberapa santri yang membawa tasbih baik digital maupun manual ke dalam kelas dan dipakai ketika kegiatan belajar mengajar. Walaupun para guru sudah memberikan pengertian bahwa doa dan belajar adalah satu kesatuan usaha untuk mencapai UN yang baik, tetap ada banyak santri yang menfokuskan usaha hanya pada sisi spiritualnya saja.
Untuk prosesentase persiapan akademis Bu Yati memasang lumayan tinggi 95% dan diharapkan akan meningkat pada pelaksaan UN. Sedangkan prosentase persiapan Sarpras dipasang 100%, termasuk kelas, sound sistem, ruangan pengawas dan aksesoris lainnya. Untuk nilai yang ditargetkan diharapkan mampu menembus angka diatas 9 karena mengingat tahun lalu jurusan IPS menjadi terbaik ke 2 se-Jombang.
Sedangkan untuk kejujuran, kemungkinan untuk berbuat curang sangat susah, mengingat ketatnya teknis UN tahun ini. Tersedia 20 paket soal untuk setiap kelas. Untuk kecurangan guru, bila ada, MASS dan SMA AWH akan menindak tegas perbuatan curang guru yang seperti itu. Tapi, pihak sekolah sudah memastikan hal tersebut tidak akan terjadi. Secara umum MASS maupun SMA AWH PP tebuireng sejak H-3 sudah siap menhadapi UN 2014.
UN SMA sederajat akan dilaksanakan pada hari Senin-Rabu, 14-16 April 2014. Tentunya harapan bersama adalah kesuksesan hajatan pendidikan yang menelan dana 560 Milyar Rupiah dan diikuti ratusan ribu perserta di seluruh antero negeri ini, agar tidak hanya berupa pesta penghabisan dana melainkan sesuai tujuan awal didadakannya untuk mencerdaskan anak bangsa dan mengukur kemajuan penddidikan di Nasional. (Abr/tbi.org)