Salah satu peserta bahsul masail sedang mencari rujukan dalam kitab kuning.
Salah satu peserta bahsul masail sedang mencari rujukan dalam kitab kuning.

Pesantren Tebuireng menyelenggarakan Bahtsul Masail dengan mengundang para santri dari berbagai pesantren di Jawa Timur, Kamis (20/2/2014). Aktifitas intelektual seperti ini penting diselenggarakan secara massal di Pesantren maupun masyarakat guna menjawab berbagai permasalahan social dalam kehidupan.

Acara ini diikuti oleh puluhan pesantren yang tersebar didaerah Jawa Timur, seperti Lirboyo, Sidogiri, Ploso, Paiton, Pacol Gowang dan lain sebagainya.

Sambutan selanjutnya disampaikan langsung oleh Rektor Ma’had Aly Hasyim Asy’ari KH.Nur Hanan, Lc, M.Pdi yang mewalikili civitas Tebuireng sekaligus perwakilan dari Gus Sholah yang saat itu tidak bisa hadir karena ada pertemuan dengan para sejarawan guna membahas Museum Nusantara KH. Hasyim Asy’ari di Jakarta.

Dalam sambutannya KH.Nur Hanan  menyampaikan bahwa kegiatan Bahtsul Masail ini bukanlah yang pertama dan terakhir di Pesantren Tebuireng.

Dalam sejarahnya, Pesantren Tebuireng sangat erat kaitannya dengan kegiatan ilmiah seperti ini. Tak heran jika Pesantren Tebuireng telah membidani lahirnya ulama-ulama di nusantara.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Beliau berharap Bahtsul Masail tingkat Jawa Timur ini bisa membangkitkan kembali geliat khazanah intelektual santri seiring semakin berkembangnya zaman.

Bahtsul Masail penting dilakukan seiring bertambahnya permasalahan baru yang tidak pernah ditemukan di zaman para Mujtahid Islam. Sehingga ditemukan posisi Islam yang paling tepat terhadap suatu perkara ke-kinian agar tidak terjadi kekeliruan di masyarakat.

Dalam sambutanya juga beliau menambahi, bahwa seyogyanya kegiatan seperti ini lebih intes diselenggarakan sebagai investasi keilmuan yang menguntungkan dimasa yang akan datang.

Diahir sambutan beliau mengistilahkan dengan investasi Bank BCA, yaitu “Bank Cadangan Akhirat”, pungkasnya disertai tepuk tangan meriah dari para hadirin di Aula Yusuf Hasyim lantai 3 tersebut.

Permasalahan yang akan dibahas dalam Bahsul Masail ini diantaranya tentang kembar siam, akad IMBT atau ijarah muntahiyah bil tamlik, dan penentuan sikap kaum muslimin terhadap penyadapan yg dilakukan oleh Australia dan berbagai negara lainnya kepada indonesia.

Diharapkan kegiatan ilmiah seperti ini mampu memperderas semangat keilmuan antar pesantren. Selain itu, untuk mengembalikan fungsi pesantren sebagai wadah pendidikan dan pencetak generasi islam yang siap menghadapi geliat perkembangan zaman. (SEP/ABR)