Sumber: muslimdaily.net

Hendaknya anda membiasakan diri selalu menjaga kebersihan lahir dan batin. Siapa saja yang sempurna kebersihannya, akan menjadi seperti malaikat rohani, dengan jiwa dan hati nurani (bersih tersebut), meskipun ia tetap sebagai manusia dalam bentuk lahiriah dan jasmaninya. Rasulullah Saw. telah bersabda;

بُنِيَ الدِّيْنُ عَلَى النَّظَافَةِ

Agama ini ditegakkan atas dasar kebersihan.

Dalam kesempatan lain, beliau bersabda pula;

إِنَّ اللهَ نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Allah adalah zat Mahabersih dan Ia menyukai kebersihan.

Kebersihan batin dapat dicapai dengan membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk seperti keangkuhan, riya, hasad (dengki), cinta akan dunia, dan lain sebagainya. Juga menghiasi jiwa dengan akhlak-akhlak mulia seperti tawaduk (rendah hati), haya’ (rasa malu), ikhlas, kedermawanan, dan lain sebagainya.

Adapun kebersihan lahir dapat dicapai dengan meninggalkan yang buruk dan mengerjakan yang baik. Barangsiapa menghiasi lahirnya dengan menekuni amal-amal saleh, di samping memakmurkan batinnya dengan akhlak yang terpuji, sempurnalah kebersihannya.

Termasuk dalam lingkup kebersihan lahiriah adalah melaksanakan tuntunan syariat berupa menghilangkan segala kotoran tubuh, bersuci dari hadas dan najis, antara lain dengan menghilangkan bulu-bulu sekitar kemaluan, ketiak, dan sebagainya dengan mencabuti atau mencukurnya, menggunting atau meratakan kumis dan memotong kuku.

Cara memotong kuku yang disukai ialah mulai dari telunjuk kanan sampai kelingkingnya, dan dari kelingking tangan kiri sampai sampai ibu jari, kemudian mengakhirinya dengan kuku ibu jari tangan kanan. Adapun untuk kedua kaki, dimulai dengan kelingking kaki kanan dan diakhiri dengan kelingking kaki kiri seperti dalam cara memasukkan air di sela-sela jari kaki pada waktu berwudhu. Makruh (tidak disukai) mengundurkan tugas menghilangkan bulu dan kuku ini lebih dari empat puluh hari.

Di antara kebersihan lahiriah yang hendaknya diperhatikan pula ialah menghilangkan endapan kotoran-kotoran (daki) dalam lekukan-lekukan tubuh di samping mengalirkan air ke dalamnya ketika mandi. Demikian pula membersihkan (kotoran di) mata dan (kotoran) hidung serta sisa makanan yang tertinggal di antara gigi-gigi.

Hendaknya anda membiasakan diri membersihkan diri dengan siwak (sugi atau sikat gigi), sebaiknya dengan menggunakan sepotong ranting Arak (sejenis kayu yang lunak dan mengharumkan mulut). Lebih sangat dianjurkan pada saat-saat hendak mulai melakukan ibadah (shalat, membaca al-Quran, mendaras ilmu, dan sebagainya).

Dan hendaknya sering-sering mencuci pakaian anda setiap kali kotor, tetapi jangan berlebih-lebihan sehingga menyerupai kaum mutrafin (orang-orang kaya yang berfoya-foya secara berlebih-lebihan).

Di antara hal-hal yang ada kaitannya dengan kebersihan, ialah meminyaki janggut dan menyisirnya rapi. Demikian pula semua rambut yang dipelihara. Selain itu, hendaknya anda bercelak (menghitamkan bulu mata dan sekeliling mata) dengan itsmid (bubuk celak dari batu khusus) setiap tiga hari sekali. Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bercelak tiap malam hari.

Demikian pula hendaknya memakai minyak wangi secukupnya guna menutupi bau badan yang tidak sedap, terlebih lagi pada waktu menghadiri shalat Jumat dan hari-hari raya serta setiap pertemuan orang ramai.

Rasulullah Saw. menyukai (memakai minyak wangi) dan sering-sering menggunakannya sedemikian,  sehingga kadang-kadang tampak belahan rambut beliau berkilat karena minyak. Tentunya hal ini semata-mata agar dicontoh umatnya. Seandainya tidak demikian, niscaya beliau tidak perlu memakainya, sebab tubuh beliau selalu berbau harum dari asalnya, sehingga diriwayatkan bahwa para sahabat menyimpan tetesan peluh beliau untuk dijadikan pewangi tubuh mereka.

Bagi pria, disukai menonjolkan wewangian yang dipakainya. Sedangkan bagi wanita, dianjurkan menyembunyikannya (kecuali di hadapan suami dan keluarga terdekat).

Wallahu a’lam.


*Disadur dari kitab risalah al-Mu’awanah karya Sayyid Abdullah al-Haddad

Editor/Publisher: Muh Sutan