(sumber foto: Nurul F)

Tebuireng.online- Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) bekerjasama dengan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Negeri Sembilan, Malaysia melalui seminar nasional “Tantangan Dan Harapan Konsep Ekonomi Islam dalam Era Milenial” Minggu (04/11/18) di Auditorium kampus A Unhasy. Mengusung tema tersebut, untuk mengajak para mahasiswa agar bisa melek pada dunia global, terutama di bidang perekonomian.

Paparan dari Bapak Noor Azam, bahwasanya kita harus berbicara tentang masa depan. Dimana kalau orang mengkritik kita, itu sama dengan belajar. Maka, jangan marah bila ada yang mengkritik. Karena itu proses untuk memperbaiki diri.

Beliau menjelaskan bahwa di Malaysia, toko-toko kecil sudah semakin sedikit, sebab di sana orang lebih memilih duduk dan memesan barang kemudian sampai. Perubahan dunia industri sangat cepat. Perubahan yang besar diperlukan daya pikir yang tajam, bagaimana cara untuk menangani hal ini, satu kaidah atau cara yaitu dengan belajar.

“Kalau kite berbeda pendapat, itu belajar, kalau melakukan kekhilafan, itu proses pembelajaran, kalau orang mengkritik kite, itu belajar,” kata beliau. Sebagai mahasiswa, seharusnya kita dapat berfikir dengan jernih dengan salah satu caranya bisa menerima perbedaan di antara jutaan umat.

Dr. H. Mif Rohim MA., menyampaikan bahwa kita harus melakukan perubahan-perubahan, dimana tantangan kedepan dalam era milenial para ekonom harus bisa mengidintifikasi. Beliau juga menyampaikan bahwa “Al-Ismu wal Musamma” yaitu bank yang memakai nama Islam, tetapi konsep di dalamnya tidak Islam. Seperti contoh pinjam 10 juta dikembalikannya 13 juta. Itulah yang disebut riba. Mengaku Islam tapi tidak sesuai dengan syariat Islam.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Tantangan kedepan dalam era milenial, para ekonom harus bisa mengidentifikasi perubahan atau salah satu keputusan dari Presiden Donal Trump memberikan geologi politik itu berdampak bagi sebuah ekonomi, disebutkan bahwa tadi Palestina menjadi ibukota Israel itu mengakibatkan perekonomian berubah, secara geopolitik. Secara geoekonomi kebijakan lagi mencul dari seorang Donal Trump itu berdampak dalam perekonomian, oleh karena itu seorang ekonom harus bisa menguasai kosmologi tentang perubahan di dunia ini. Itu adalah sebuah tantangan. Harapannya harus bisa mengumpulkan tokoh-tokoh ekonom yang benar-benar bersatu, kalau ada tokoh Islam di Indonesia atau di negara Islam yang lainnya benar-benar Islam yang “Al-Islam wal Musama”.

Selanjutnya pemateri ketiga ibu Dr. Hasnah Abdullah “apabile kite bercakap tentang ekonomi, kite akan senantiase, terbayang ape? Uang, perniagaan,” ucap beliau. Kalau dulu perniagaan dilakukan dengan sistem barter. Pada intinya bagaimana caranya ekonomi di era milenial direspon baik oleh para pemuda.

Maka tantangannya adalah sebagai seorang pemuda bisa ikut berpartisipasi di dalam memiliki produk yang bisa bersaing dengan produknya konvesional, di dalam surat an-Nisa ayat 29 dijelaskan bahwa kita tidak boleh memakan atau mengambil harta orang lain. Konsep Islamnya harus ada akal. Akal bisa dari teknologi, dan apakah hal itu sudah memenuhi dalam syariat Islam? Itulah tantangannya.  

Setelah ketiga pemaparan diatas, moderator membuka sesi pertanyaan. Yang kemudian dijawab oleh para pemateri tersebut.

Pewarta: Umdah

Publisher: MSA