
Tebuireng.online—Sekolah Menengah Atas (SMA) Trensains Tebuireng melaksanakan studi lapangan ke Museum Bagong, salah satu wahana edukasi yang terletak di Kota Batu, Malang, pada Senin (19/03/17) kemarin. Selain itu, SMA Trensains juga melanjutkan studi pembelajarannya di Jatim Park 1, yang kebetulan lokasinya satu tempat dengan Museum Bagong.
Studi lapangan ini mencakup dua mata pelajaran, yaitu Sains dan Sejarah. Pada proses pembelajaran lapangan ini, para siswa SMA Trensains Tebuireng diberikan lembar kerja siswa, yang di dalamnya berisi soal-soal mengenai Biologi dan Sejarah. Soal-soal ini harus di jawab ketika proses studi berlangsung. Sehingga para siswa bukan hanya bermain, melainkan juga belajar.
Perjalanan menuju Museum Bagong Batu, Malang, menghabiskan waktu sekitar dua jam setengah, mulai pada pukul 07.00 hingga 10.00 WIB. Studi ini diikuti sejumlah 87 orang siswa kelas XI IPA dan sekitar 17 guru pendamping, yang terbagi menjadi 2 rombongan bis. Satu bis khusus siswa putra dan satu khusus bus putri. Pembelajaran atau studi lapangan seperti ini sudah menjadi acara tahunan di SMA Trensains Tebuireng, dari kelas X hingga kelas XI SMA. Diadakannya studi lapangan ini bertujuan agar para siswa dapat memahami konsep lebih dalam lagi.
Guru mata pelajaran Biologi sekaligus Sie koordinasi acara, Ibu Zukhriyatul Fitria menuturkan, “Studi lapangan seperti ini penting buat anak-anak (para siswa), karena selain anak-anak bisa melihat objeknya secara langsung, tapi juga sebagai pembuktian dari teori-teori yang ada. Dan harapannya supaya para siswa lebih termotivasi lagi belajarnya,” ungkapnya dalam sebuah wawancara.
Di Museum Tubuh Bagong, para siswa mendapatkan studi pembelajaran mengenai Biologi, berupa struktur tubuh manusia dan organ-organ dalamnya. Kemudian di Jatim Park 1, berupa pelajaran sejarah. Mereka belajar mengenai sejarah Indonesia, termasuk berbagai rumah adat di Indonesia. Sedangkan di Jatim Park mereka menikmati perjalanan dengan bermain di berbagai wahana yang ditawarkan usai proses studi pembelajaran.
Studi ini mendapat tanggapan positif dari Wakil Kepala Sekolah SMA Trensains, Bidang Hubungan Masyarakat, Bapak Hanif Fathoni. “Untuk para pelajar Indonesia alangkah baiknya suatu pembelajaran itu langsung dari alam, karena dengan begitu mereka akan lebih memahami sacara mendalam dan supaya belajar dengan cara yang menyenangkan,” responnya saat diwawancarai di Alun-alun Kota Batu, lokasi kunjungan terakhir.
Pewarta: Fitri
Editor: Munawara MS
Publisher: Farha kamalia