
Tebuireng.online— Tim dari SMA Trensains Tebuireng yang terdiri dari Muhammad Sultan Ar-Rasyid, Fahmi Achmad Darojat, Farrel Putra Andhika, Fardhan Ibnu Hardiansyah, dan Firdaus Widyadana Rosyadi, berhasil meraih medali perak (Silver Medal) di ajang bergengsi Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2024. Kompetisi yang diselenggarakan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini berlangsung dari 18 hingga 21 Desember 2024.
Dalam ajang ini, tim SMA Trensains Tebuireng mengangkat topik riset yang berfokus pada kesehatan, yaitu “Susu Soya dengan Ekstrak Daun Kelor dan Pemanis Ekstrak Daun Stevia”. Riset ini bertujuan untuk membantu menurunkan kadar gula darah, khususnya pada penderita diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat.
Dalam proses penelitian, tim melakukan uji laboratorium yang melibatkan pembuatan ekstrak daun kelor dan ekstrak daun stevia, yang kemudian diuji pada mencit sebagai sampel percobaan.
Kompetisi ini dimulai dengan tahap Technical Meeting pada 18 Desember 2024, dilanjutkan dengan penilaian oleh juri pada 19 Desember, dan pengumuman hasil lomba pada 21 Desember. Selain SMA Trensains Tebuireng, kompetisi ini juga diikuti oleh peserta dari berbagai sekolah nasional dan internasional, seperti MAN 4 Jakarta, SMA Trensains Tebuireng, dan SMAN Surabaya. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Indonesia Youth Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Departemen Aktuaria ITS.
Firdaus Widyadana Rosyadi, salah satu anggota tim, mengungkapkan bahwa meskipun dirinya awalnya tidak terlalu tertarik pada bidang karya ilmiah, ia diajak oleh teman-temannya untuk ikut serta dalam lomba ini dan berkontribusi dalam proses presentasi.
“Saya merasa seru mengikuti ajang ini. Selain dapat berkompetisi di tingkat internasional, kami juga memperoleh banyak ilmu baru dari para juri dan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan peserta lain mengenai inovasi yang mereka usung,” ujar Firdaus, yang akrab disapa Daus.
Selama persiapan riset, tim menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal manajemen waktu. “Kami melakukan riset saat waktu luang, sepulang sekolah dan setelah pengajian bandongan hingga larut malam, untuk melakukan penelitian laboratorium dan mempersiapkan makalah serta teori-teori yang berkaitan dengan riset kami,” jelas Daus.
Meski menghadapi kesulitan, dedikasi tinggi tim SMA Trensains Tebuireng membuahkan hasil yang membanggakan. Mereka berhasil meraih medali perak dan sertifikat penghargaan. Daus berharap agar ke depan, lebih banyak sekolah dari pondok pesantren, terutama di Tebuireng, yang mengikuti kompetisi semacam ini.
“Tentunya dengan perhatian lebih dari pihak sekolah untuk persiapannya, agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal dan penuh berkah,” ujarnya.
Guru pembimbing tim, Hermalya Putri Hartono, S.Si, yang akrab disapa Ustadzah Lya, sangat bersyukur atas pencapaian anak didiknya. “Tentunya bersyukur sekali ditengah banyak anak-anak yang sudah berlibur panjang, anak-anak istiqomah mengerjakan riset mereka. Mereka berkorban waktu, tenaga, dan finansial untuk keberhasilan mereka. Tentunya semua keberhasilan ini juga merupakan berkah dan ridha dari Allah, wali santri, dan asatidz Tebuireng,” ungkap Ustadzah Lya yang juga ditemani pembimbing lainnya yaitu Ustadz Tendika dan Ustadzah Savira.
Prestasi ini menunjukkan bahwa dedikasi, kerja keras, dan semangat yang tinggi dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan, serta membuka peluang lebih besar bagi siswa SMA Trensains Tebuireng untuk terus berinovasi dan mengukir prestasi di tingkat internasional.
Pewarta: Albii