sumber gambar: parapuan.com

Oleh: Isnan Nurhusaini*

Apakah kalian pernah mengalami tidak diberi kesempatan untuk berbicara? Apakah kalian pernah difitnah seseorang yang padahal belum tahu apa yang sebenarnya terjadi? atau apakah kalian pernah menilai seseorang berdasarkan omongan orang lain? Jika iya mulai saat ini mari kita rubah hal tersebut, sebab hal demikian dapat menyakiti hati atau perasaan orang lain. Sebagai seorang manusia yang tak luput dari kesalahan seringkali kita memberikan penilaian kita kepada orang lain berdasarkan isu yang berkembang tanpa tahu fakta yang terjadi. Kita sering lupa bahwa mereka juga mempunyai hak untuk didengarkan atau berargumen, lebih akrab kita sebut sebagai klarifikasi.

Komunikasi adalah aspek penting dalam kehidupan manusia. Namun, terlalu sering dalam interaksi sehari-hari, kita cenderung berbicara tanpa benar-benar mendengarkan orang lain. Sikap ini dapat memiliki konsekuensi merugikan, baik bagi pembicara maupun pihak yang sedang berbicara. Artikel ini akan menjelaskan mengapa berbicara tanpa mendengarkan dapat dianggap sama dengan menyakiti berdasarkan perspektif psikologi komunikasi.

Kurangnya Empati

Salah satu alasan mengapa berbicara tanpa mendengarkan sama dengan menyakiti adalah kurangnya kemampuan untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain. Ketika seseorang berbicara tanpa mendengarkan, mereka tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka. Hal ini dapat membuat orang lain merasa diabaikan, tidak dihargai, dan merasa sakit secara emosional. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam konteks komunikasi, empati menjadi penting karena memungkinkan kita untuk memahami sudut pandang orang lain, merasakan emosi yang mereka rasakan, dan menunjukkan perhatian dan kepedulian yang tulus. Ketika kita tidak mendengarkan dengan empati, kita gagal untuk mengakui kepentingan dan kebutuhan orang lain, sehingga menyebabkan mereka merasa diabaikan atau tidak dihargai.

Persepsi yang Salah

Ketika seseorang tidak mendengarkan dengan benar, mereka dapat mempersepsikan pesan dengan cara yang salah. Mereka mungkin melewatkan hal penting secara detail, memahami secara keliru, atau bahkan mengambil kesimpulan yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, konflik, dan ketidaknyamanan dalam hubungan antar pribadi.

Persepsi adalah cara kita memahami dan menafsirkan informasi yang kita terima. Saat berkomunikasi, kita bergantung pada persepsi kita untuk memahami apa yang sedang dikatakan oleh orang lain. Namun, ketika kita tidak mendengarkan dengan benar, persepsi kita dapat menjadi bias atau salah, karena kita tidak memberikan perhatian penuh pada pesan yang disampaikan. Hal ini dapat mengakibatkan kebingungan, frustrasi, dan konflik yang dapat melukai perasaan orang lain.

Kurangnya Keterlibatan

Mendengarkan yang baik melibatkan fokus penuh pada orang yang berbicara dan memperhatikan komunikasi nonverbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara. Ketika seseorang hanya berbicara tanpa mendengarkan, mereka cenderung kehilangan keterlibatan dengan pembicara. Hal ini dapat menciptakan kesan bahwa pembicara diabaikan dan merasa tidak dihargai. Keterlibatan adalah kunci untuk menjaga kualitas komunikasi yang baik.

Saat kita terlibat secara aktif dalam mendengarkan, kita menunjukkan kepada pembicara bahwa kita benar-benar peduli dan memberikan perhatian penuh kepada mereka. Namun, ketika kita tidak terlibat, pesan yang disampaikan dapat terasa tidak penting atau dianggap remeh. Hal ini bisa menyebabkan perasaan terluka, kesalahpahaman, dan mengganggu kualitas hubungan antar pribadi.

Merusak Hubungan

Berbicara tanpa mendengarkan dengan efektif dapat merusak hubungan interpersonal. Ketika seseorang tidak merasa didengar atau dihargai, mereka mungkin menjadi frustrasi, marah, atau merasa tidak dipedulikan. Hal ini dapat menghasilkan konflik, ketidakpercayaan, dan jarak emosional antara individu-individu tersebut.

Hubungan interpersonal yang sehat membutuhkan komunikasi yang efektif dan saling mendengarkan dengan penuh perhatian. Ketika kita gagal dalam mendengarkan dengan benar, kita mengirimkan pesan bahwa kita tidak menghargai orang lain dan tidak memperhatikan kebutuhan mereka. Ini dapat merusak kepercayaan, menciptakan ketegangan, dan membuat hubungan menjadi rapuh.

Dalam  psikologi  komunikasi,  berbicara  tanpa  mendengarkan  dianggap  sama  dengan menyakiti. Kurangnya empati, persepsi yang salah, kurangnya keterlibatan, dan kerusakan hubungan adalah beberapa alasan mengapa sikap ini dapat berdampak negatif. Oleh karena itu, untuk membangun hubungan yang sehat dan memperoleh komunikasi yang efektif, penting untuk menghargai pentingnya mendengarkan dengan penuh perhatian.

*Mahasiswa Komunikasi Amikom Yogyakarta.