Abraham Samad dan Abdullah Dahlan memberikan penjelasan di depan ratusan Mahasiswa Unhasy Tebuireng Jombang dalam seminar di Auditorium Gedung Rektorat lantai 3
Abraham Samad dan Abdullah Dahlan memberikan penjelasan di depan ratusan Mahasiswa Unhasy Tebuireng Jombang dalam seminar di Auditorium Gedung Rektorat lantai 3

tebuireng.online— Merajalelanya praktek korupsi di kalangan pemegang kekuasaan dan kaum berduit membuat geram banyak pihak, termasuk mahasiswa. Untuk memberikan pemahaman mengenai penanganan praktrik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), BEM Fakultas Syari’ah Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng menggelar Seminar Nasional “Mahasiswa Menggugat, Berantas Korupsi, Tegakkan Konstitusi” di Auditorium Gedung Rektorat lantai 3.

Seminar ini menjadi istimewa karena dihadiri oleh dua tokoh yang sangat getol memberantas korupsi, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dan Kadiv Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan. Dibuka dengan sambutan Dekan Fakultas Syari’ah Unhasy, Drs. H. M. Chamim Supa’at, M.Hi dan Pembantu Rektor II Drs. H. Muhsin Ks. Beliau sangat mengapresiasi panita yang sudah mendesain acara ini sebaik mungkin.

Abraham Samad menyoroti perkembangan daerah seperti di Kalimantan, Sulawesi dan Papua, yang tidak merata. Pembangunan terpusat di daerah yang gampang dijangkau, jalan-jalan diperbagus lengkap dengan fasilitas yang memadahi. Namun, di daerah yang terpencil dan pelosok, jalan-jalan rusak, puskesmas roboh, dan fasililitas tidak memadahi . “Akhirnya kita berpikir, kemana hasil sumber daya alam yang di daerah itu?,” ungkap dia di depan ratusan peserta seminar.

Dari situ, Abraham Samad menyimpulkan ada sebagian besar pengelolaan sumber daya alam yang tidak sebagaimana mestinya. Hasilnya dinikmati oleh segelintir orang, tapi tidak mensejahterakan masyarakat yang berada di daerah tersebut. Segelintir orang tersebut, menurut Abraham Samad adalah pemakan dan pengkorupsi uang Negara yang seharunya digunakan untuk mensejahterahkan rakyatnya. Untuk itu, Abraham berpesan kepada mahasiswa agar memupuk nilai-nilai kejujuran dan integritas sebagai modal dasar mencegah dan memberantas korupsi.

Abdullah Dahlan menyebut Tebuireng dan Kiai Hasyim mempunya spirit luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. “Penjajah sekarang ini bukan lagi asing, tapi dijajah oleh bangsa sendiri,” tandasnya. Spirit itulah yang harus melekat pada santri dan mahasiswa di Tebuireng. Korupsi di Indonesia ia ibaratkan dengan kanker stadium empat, sehingga dibutuhkan keseriusan dalam pemberantasannya. Itulah kenapa dibuat undang –undang khusus antikorupsi dan dibentuk lembaga khusus menangani pemberantasan koprusi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Abdullah Dahlan lebih mengukur korupsi dari dampaknya bagi masyarakat luas yang bersifat sistemik, menimbulkan kerusakan besar. “Seharusnya anak bisa sekolah gratis, akibat korupsi akhirnya harus bayar, bahkan tidak bisa lanjut, atapnya rusak,” ungkapnya. Ia mengatakan usaha pemberantasan korupsi yang semakin massif coba dilemahkan oleh beberapa pihak, seperti dengan merevisi undang-undang KPK oleh DPR.

Setelah acara seminar, Abraham Samad dan Abdullah Dahlan menuju Pesantren Tebuireng untuk shalat Dhuhur, kemudian dilanjutkan dengan berziarah di makam Gus Dur dan masyaikh Tebuireng. Sekitar pukul 14.00 WIB keduanya meninggalkan Tebuireng. (Abror)