Santri Mu’allimin saat menampilkan bacaan atau lalaran Alfiyah dalam acara wisuda Takhassus dan Binnadhor di Pesantren Tebuireng. (Foto: mediamuallimin)

Tebuireng.online— Akhirnya, setelah 2 tahun berlalu, panggung wisuda takhasus dan bin nadhor, kembali sukses dibanjiri tepuk tangan yang meriah dari seluruh wisudawan dan tamu undangan saat pra acara. Bahkan, sampai ada yang berjoget hingga menangis di tempat.

Pasalnya, hal tersebut terjadi setelah wisudawan dari santri Mu’allimin Hasyim Asy’ari, yang diprakarsai oleh Ustadz Muhammad Shobirin, kembali diperbolehkan untuk menampilkan kreasi lalaran nadhom Alfiyah dari bait 1- 1002 usai masa masa pandemi telah berakhir. Pada Jum’at (26/05) di halaman Pesantren Tebuireng.

Tim lalaran asuhan langsung dari wisudawan terbaik mu’allimin angkatan pertama tahun 2015 ini, berjumlah 20 orang, dengan ketua tim yaitu  Gustiar Rahmatullah. Mereka mengajak pendengar untuk Kembali menyelami bait bait  Alfiyah dengan berbagai lagu yang menarik dan tidak ketinggalan zaman.

Mereka membuka pertunjukan lalaran kreasi nadhom ini dengan lagu Pamer Bojo (Cendol Dawet)-Didi Kempot, dilanjut Ada Gajah Di Balik Bebatu-Wali, serta di akhiri di bab terakhir Alfiyah, dengan lagu Man Ana-Sabyan Gambus yang diikuti oleh seluruh wisudawan.

“Penampilan kemarin sudah terbilang sangat bagus, hanya saja perlu disiapkan agar lebih matang dan lebih baik lagi kedepannya,” ucap Ustadz yang akrab dipanggil Ustadz Shobirin.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ustadz Shobirin yang saat ini juga menjabat sebagai majlis ilmi tersebut, juga menegaskan untuk pembaca bahwa, lalaran nadhom adalah sebuah bentuk kreatifitas santri, dan menunjukkan bahwa nadhom itu akan terasa menyenangkan untuk dihafalkan jika dikemas dengan menyenangkan.

Pewarta: Soni Fadjar A