Sumber ilustrasi: QuBisa

Oleh: Devi Wening Astari*

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari komunikasi. Baik komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi selalu ada dan seolah melekat dalam setiap aktivitas seseorang, saat sendirian ataupun saat bersama orang lain. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting terhadap perilaku bahkan untuk kesehatan seseorang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil berbagai studi menganai komunikasi.

Sebagian besar orang sering mengintrepretasikan bahwa komunikasi merupakan bentuk interaksi antara dua orang atau lebih, sehingga apa yang dilamunkan, diingat atau dipikirkan dianggap bukan sebagai komunikasi. Hal tersebut terjadi karena ketika berbicara tentang komunikasi, maka tidak lepas hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial. Padahal komunikasi bukanlah sekedar saat seseorang terhubung dengan orang lain. Karena sesungguhnya ketika seseorang ada pada proses berpikir, merenung, melamun, melakukan meditasi merupakan bagian dari komunikasi. Yakni komunikasi dengan diri sendiri atau dikenal sebagai komunikasi intrapersonal.

Komunikasi intrapersonal secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung pada diri sendiri. Diri sendiri dalam hal ini adalah berfungsi baik sebagai komunikator sekaligus sebagai komunikasinya. Bentuk komunikasinya dapat berupa berbicara atau berdialog dengan dirinya sendiri. Sebagai salah satu bagian dari ilmu komunikasi, komunikasi intrapersonal sering dikaitkan dengan konsep diri seseorang. Baik konsep diri positif maupun negatif. Jika melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Sofiana pada 2012, konsep diri dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan antar individu, kemampuan fungsional bahkan kesehatan seseorang. Hal tersebut dikarenakan setiap individu memiliki konsep diri yang berbeda-beda, sehingga menjadikan individu tersebut menjadi unik.

Disadari atau tidak, bahwasanya setiap tindakan seseorang senantiasa bersingggungan dengan komunikasi intrapersonal. Contoh sederhana dari komunikasi intrapersonal tersebut di antaranya ialah introspeksi diri, reaksi pada hati nurani, berpikir, meditasi, berdoa, bersyukur, berimajinasi dan lainnya. Komunikasi intrapersonal bisanya terjadi mengalir begitu saja pada satu waktu tertentu, seperti saat seseorang tidak mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Maka komunikasi intrapersonal inilah yang mendukung diri seseorang untuk memahami dirinya, termasuk apa yang dapat dilakukan serta apa yang berada di luar kemampuannya. Maka tidak heran kemudian muncul istilah self healing.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Bahrein dan Andrianty dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa self healing menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan luka batin dan tubuh seseorang. Pada saat self healing inilah peran komunikasi interpersonal dapat dirasakan. Diri seseorang juga memerlukan ruang dan waktu tanpa diganggu oleh orang lain. Dan tidak semua individu dapat memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk berbicara dengan orang lain (re: komunikasi antar pribadi). Jika seseorang merasa bahwa masalah, isi hati, pikiran, dan perasaan lainnya tidak dapat diceritakan dengan orang lain, maka satu-satunya cara adalah dengan melakukan komunikasi pada diri sendiri.

Hal tersebut dilakukan untuk menekan adanya rasa cemas, khawatir dan tekanan dari orang lain. Lain. Karena tidak jarang ketika berbicara dengan orang lain mengenai suatu permasalahan, justru malah memperoleh tanggapan negatif yang tidak ingin didengar. Akibatnya bukan masalah selesai, namun semakin banyak muncul pikiran negatif yang dapat menimbulkan stres.

Berbicara mengenai stres, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan meditasi. Menilik hasil penelitian Arta pada 2020 yang menunjukkan hasil bahwa meditasi mampu memberikan berbagai efek positif terhadap seseorang yang disebut sebagai efek plasebo atau efek positif. Efek plasebo ini bekerja melalui perubahan pada persepsi serta keyakinan seseorang. Dengan meditasi  seseorang memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menyeimbangkan pikiran dan tubuhnya menjadi positif. Yang kemudian dikenal sebagai mind body medicine. Oleh karenanya, meditasi yang merupakan komunikasi intrapersonal mampu menjadi sarana untuk menjaga diri tetap pada kondisi yang “waras”.

Hal tersebut disebabkan seseorang mampu menciptakan pikiran positif dalam dirinya. Di samping itu, meditasi yang dilakukan seseorang dapat membantunya untuk fokus pada pikirannya. Di mana pikiran merupakan proses akhir dari tahapan dalam  komunikasi intrapersonal yang mempengaruhi sensasi, persepsi, dan memori. Proses berpikir inilah yang meberikan peran untuk memahami realitas untuk melakukan suatu tindakan.

Sejalan dengan proses berpikir tersebut, komunikasi intrapersonal terbukti memiliki peran bagi kesehatan tubuh seseorang. Seseorang dengan kesehatan mental yang baik, terbukti memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kronis, seperti stroke, diabetes tipe 2, penyakit lambung dan penyakit jantung. Hal tersebut diperkuat dengan adanya penelitian Rahmawati pada 2016. Penelitian tersebut menemukan bahwa dengan pemaknaan positif dan negatif mengenai sakit dapat mempengaruhi kesehatan dan semangat hidup seseorang.  

Ketika seseorang menerima sakitnya, maka ada optimisme atau keyakinan bahwa dirinya mampu sembuh, begitu sebaliknya. Jika seseorang tidak menerima sakitnya dan memakai sakit sebagai hal yang negatif, maka dirinya menjadi lemah tidak berdaya seolah sulit untuk sembuh. Contohnya adalah ketika Pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020. Ketika seorang penderita menerima informasi jika dirinya terkena Covid-19 kemudian menerima dengan pikiran positif serta meyakinkan dirinya akan sembuh, maka dirinya akan dengan semangat melakukan pengobatan, begitu pula sebaliknya.

Maka dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya komunikasi intrapersonal dapat berperan menjaga kesehatan pikiran maupun tubuh seseorang. Di mulai dari proses penerimaan sensasi, menjadi persepsi kemudian menjadi memori untuk digunakan berpikir mengelola  informasi menjadi respon yang positif  maupun negatif. Jika dalam memori seseorang terdapat hal positif, maka akan dapat memberikan pengaruh positif pada konsep dirinya, sekaligus membuat tubuhnya menjadi lebih sehat. Maka ketika diri sedang melakukan komunikasi interpernosal, biasakanlah untuk mengenakan infromasi berupa afirmasi-afirmasi positif untuk menekan terjadinya stres. Karena seseorang yang memiliki fisik yang sehat akan memiliki mental yang sehat, begitu juga sebaliknya. Kesehatan mental yang baik menjadikan seseorang lebih mudah  berkomunikasi dengan baik, serta dapat dengan mudah bergaul, serta memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sosial di sekitarnya.

*Dosen muda di Universitas Amikom Yogyakarta.