
Tebuireng.online— Pesantren Walisongo sukses menggelar acara Wisuda Al-Qur’an Bil Ghoib ke-22 dan Wisuda Binnadhor ke-31 yang diselenggarakan di halaman gedung SMK Perguruan Muallimat. Acara tersebut dihadiri oleh para wali wisudawati, masyaikh, dan dzuriyyah Pesantren Walisongo.
Sebanyak 151 wisudawati berhasil memenuhi persyaratan dan diwisuda pada kesempatan tersebut. Rinciannya, 84 wisudawati mengikuti wisuda Bin Nadhor PQ (Program Qur’an), dan 31 wisudawati mengikuti wisuda Bin Nadhor DPQ (Departemen Pengajian Al-Qur’an).
Dari keseluruhan wisudawati, delapan di antaranya terpilih sebagai wisudawati terbaik. Berikut daftar wisudawati terbaik:
- Wisuda Al-Qur’an Bil Ghoib:
- Qonita Al-Aliyah Sulaeman (terbaik 1)
- Zahra Khairunnisa (terbaik 2)
- Shakira Tazkia Annufus (terbaik 3)
- Wisuda Bin Nadhor PQ:
- Akeela Abiyya (terbaik 1)
- Loveina Elfanesa (terbaik 2)
- Aleena Tsalitsa Jamilah (terbaik 3)
- Wisuda Bin Nadhor DPQ:
- Siti Jamilatullailah (terbaik 1)
- Khalila Ghina Zahratushita (terbaik 2)
Pemilihan wisudawati terbaik ini menjadi motivasi tersendiri bagi para wisudawati untuk terus semangat dalam berlomba-lomba dalam kebaikan dan menjaga serta mengamalkan Al-Qur’an.
Baca Juga: Selamat! 151 Santriwati Pesantren Walisongo Wisuda Qur’an Bil Ghoib dan Bin Nadhor
Qonita Al-Aliyah Sulaeman, yang terpilih sebagai wisudawati terbaik 1 dalam wisuda Bil Ghoib, berbagi cerita tentang proses menjaga hafalan Al-Qur’an. Ia mengatakan bahwa salah satu kunci untuk terus menghafal adalah berteman dengan orang-orang yang dapat memotivasi dan menggugah semangat.
“Selain itu, saya juga selalu meminta doa kepada orang tua dan guru, serta membuat jadwal yang jelas untuk menghafal dan harus dilakukan dengan istiqomah,” ujarnya.
Qonita, yang akrab disapa, juga selalu menjaga wudhu agar dapat membaca Al-Qur’an di mushaf kapan saja. Istiqomah dalam menjalankan jadwal yang sudah dibuat menjadi salah satu upayanya untuk terus berinteraksi dengan Al-Qur’an. Jika ada jadwal yang terlewat, ia memastikan untuk menggantinya di waktu lain.
Baca Juga: Wisuda Hafidzah Walisongo, Gus Jamil: Tips Cantik dan Sehat untuk Santriwati
“Saya juga berusaha untuk bangun sebelum subuh agar bisa menghafal Al-Qur’an pada sepertiga malam. Bersabar atas segala ujian dan cobaan saat menghafal, serta selalu bersandar pada Al-Qur’an,” tambahnya.
Mengenai hambatan dalam menghafal, Qonita mengungkapkan bahwa faktor psikologis, seperti perasaan pesimis, pasif, dan putus asa, sering kali menjadi tantangan terbesar. Menurutnya, bergantung pada orang lain dan kecenderungan materialistik juga bisa menjadi penghalang.
Pewarta: Nabila Rahayu