
Oleh: Rara Zarary*
“Perjalanan kita sudah sampai. Perjalananmu dan perjalananku, berakhir di sini, sama-sama memilih tidak bersama, namun tetap dalam ikatan baik-baik saja.”
Masih sama seperti dulu, kau adalah pemimpi tentang kesempurnaan
sedang aku adalah penikmat kesederhanaan dan selalu menyukai tentang kekurangan sebagai nikmat pembelajaran.
kita tidak pernah bertemu dalam doa yang seirama, meski perasaan kita pernah sempat sama
aku sudah sampai, mengerti dan memaknai perjalanan
kau sudah kembali, mencari dan menciptakan dunia sendiri
selamat datang di ruang – ruang impian mewujudkan kenyataan
aku, masih tetap di ruang ini, menyelesaikan mimpi yang kau tinggal pergi.
kau benar, selalu benar.
pelukan terpanjang dalam sebuah perjalanan adalah harapan yang diperjuangkan. Bukan mimpi yang ditinggal pergi.
selamat berjumpa dengan orang-orang yang itu bukan aku, seseorang yang bahkan sama sekali tak pernah bisa mengerti soal kesempurnaan.
pelukan terpanjangmu adalah harapan.
pelukan terpanjangku adalah melupakan.
*Penulis adalah santri Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura.