sumber ilustrasi: tribunnews.com

Oleh: Dimas Setyawan*

Kita mengetahui bersama, bahwa hingga hari ini Covid-19 tak kunjung reda. Pada perjalanannya, wabah covid-19 ini berasal muasal dari Wuhan China dan menyebar secara cepat ke negara lain.

Di lansir dari situs https://www.worldmeters.info/coronavirus/ 06 Mei 2020 tercatat jumlah terinfeksi sebanyak 3.710.380 orang, 256.920 di antaranya  meninggal dunia dan 1.235.477 di nyatakan sembuh. Ini masih pada data di pertengahan tahun 2020 dan pastinya data pada tahun 2021 lebih banyak lagi.

Lalu bagaimana Islam menyingkapi merajalelanya wabah tersebut? Apakah pada masa Nabi Muhammad terjadi juga wabah yang menjangkit umat manusia saat itu?

Wabah yang paling terkenal pada zaman Nabi Muhammad adalah wabah Thaun. Penyakit ini bisa menjadi pelajaran bagi umat muslim di masa pandemi Covid-19. Pada salah satu hadits Nabi Muhammad pernah bersabda, “Jika kalian mendengar penyakit Thaun mewabah di suatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Apabila kalian berada di daerah tersebut, janganlah hengkang (lari) dari Thaun”.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mengutip dari hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Bakar, yang bersumber dari Abdurrahman bin Auf, bahwasanya Nabi Muhammad pernah bersabda, “Apabila kalian mendegar ada penyakit menular di suatu daerah, janganlah kalian memasukinya; dan apabila penyakit itu ada di suatu daerah dan kalian bertempat di daerah tersebut, janganlah kalian keluar dari daerah itu karena hendak melarikan diri dari penyakit itu.”

Dalam hadists yang di riwayatkan oleh Abu Daud, Nabi Muhammad pernah berdoa tatkala Thaun mewabah pada saat itu, adapun doa tersebut berbunyi;

الَلهَّمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِن البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيِءِ الأسقَامَ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kulit, gila, lepra dan dari penyakit lain yang mengerikan.” (HR. Abu Daud)

Dari doa tersebut mengajarkan kita bahwa pentingnya minta perlindungan diri dari beragam penyakit yang menular dan mematikan. Secara spritual, menghindari beragam penyakit sebagaimana dalam doa adalah mampu meningkatkan keyakinan.

Doa lain yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad, adalah ;

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ ، حَدَّثَنَا أَبُو مَوْدُودٍ ، عَمَّنْ سَمِعَ أَبَانَ بْنَ عُثْمَانَ يَقُولُ : سَمِعْتُ عُثْمَانَ – يَعْنِي ابْنَ عَفَّانَ – يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ” مَنْ قَالَ : بِاسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ “. قَالَ : فَأَصَابَ أَبَانَ بْنَ عُثْمَانَ الْفَالِجُ ، فَجَعَلَ الرَّجُلُ الَّذِي سَمِعَ مِنْهُ الْحَدِيثَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ، فَقَالَ لَهُ : مَا لَكَ تَنْظُرُ إِلَيَّ ؟ فَوَاللَّهِ مَا كَذَبْتُ عَلَى عُثْمَانَ، وَلَا كَذَبَ عُثْمَانُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَكِنَّ الْيَوْمَ الَّذِي أَصَابَنِي فِيهِ مَا أَصَابَنِي غَضِبْتُ فَنَسِيتُ أَنْ أَقُولَهَا

Aku mendegar Utsman bin Affan berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda : “Barang siapa yang mengucapkan: bismillazi la yadlurru ma’asmihi syaiun fi al-ardli w ala fi al-sama’ wa huwa al-sami’ul ‘alim (dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang bisa memberikan bahaya. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga pagi hari. Dan siapa membacanya pada pagi hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bencana yang datang dengan tiba-tiba hingga sore hari.” (HR. Abu Daud, juz 05, nomor 203)

*Mahasantri Mahad Aly Tebuireng.