sumber ilustrasi: tribunnews

Sisa-Sisa Kenangan

Di balik jendela malam yang hening,
kembali ku tatap tempat-tempat yang kita lalui.
Masing-masing sudut memanggil namamu,
namun hanya hening yang menjawab.

Langit menutup cerita dengan hitam pekat,
sisa-sisa kenangan berserakan,
seperti bintang yang telah padam,
menggantung di dalam kegelapan.



Hujan di Waktu yang Hilang

Hujan turun menetes lembut
seperti tetesan air mata di pipiku
Setiap titisan membisikkan kisah kita
yang kini hanyalah cerita yang pudar

Waktu membiarkan kita terpisah
seperti hujan yang melarutkan jejak
Dalam setiap kesunyian malam
aku merindukan sesuatu yang tak akan kembali



Ruang yang Kosong

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kursi di ruang tamu itu kosong
seperti hati yang merindukan kehadiranmu
Di setiap sudut, di setiap sudut
ada ruang yang tak bisa diisi lagi

Aku berbicara pada bayang-bayang
mencari suaramu dalam kesunyian
Namun hanya gema yang kembali
menegaskan betapa besarnya kehilangan ini



Jejak yang Terhapus

Aku meneliti jejak di pasir pantai
seperti mencoba menahan waktu
Namun gelombang datang
menghapus semua yang pernah ada

Kau seperti angin yang menghilang
meninggalkan rasa yang mendalam
Sekarang hanya kenangan yang tinggal
di tempat-tempat yang pernah kita singgahi



Selamat Tinggal yang Tak Terucapkan

Ada kata yang tak sempat terucapkan
tersangkut di tenggorokan hati
Kau pergi tanpa kata-kata
membiarkan rasa ini terbelenggu dalam sunyi

Selamat tinggal yang tak pernah aku sampaikan
menjadi luka yang terus menganga
Di setiap langkah yang kuambil
ada bayang-bayang perpisahan yang tak pernah selesai.




Penulis: Albii