KH. Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi), Pengasuh Pondok Putri Pesantren Tebuireng Jombang. (Foto: Kopi Ireng).

Oleh: KH. Fahmi Amrullah Hadzik*

Jama’ah Jumat Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, haqqa tu qaatih dengan sebenar-benar taqwa, jalani perintah dan meninggalkan larangan, dan janganlah kita sekali-kali meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan beragama Islam dan khusnul khatimah.

Jama’ah Jumat Rahimakumullah

Suatu hari Imam Ghazali ditanya oleh seorang muridnya, “Wahai guru, mengapa banyak orang yang ahli zikir, tetapi setan tetap dekat dengan mereka?” mendapat pertanyaan tersebut, Imam Ghazali menjawab “Muridku bagaimana pendapatmu seandainya ada seseorang mengusir anjing dari tempatnya tetapi orang tersebut masih menyimpan tulang, masih menyimpan makanan, atau apapun yang disukai anjing tersebut?” Muridnya menjawab, “Tentu anjing itu akan kembali lagi guru,” kemudian Imam Ghazali menjelaskan “Begitu juga dengan orang yang banyak berzikir, yang ahli zikir tetapi dalam hatinya masih tersimpan penyakit-penyakit hati, hasut, iri, dengki, sombong,  takabbur, riya’, ujub, merasa paling benar, merasa paling suci, merasa paling shaleh, tentu setan akan kembali lagi dan bahkan akan menjadi teman karibnya, na’dzubillah tsumma na’udzubillah,

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Jama’ah Jumat Rahimakumullah

Seharusnya ketika seseorang itu berzikir, seharusnya hatinya menjadi tenang, menjadi bersih dari berbagai macam penyakit, sebagaimana firman Allah surat Ar-Ra’d : 28

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Artinya semakin banyak orang berzikir, harusnya hatinya menjadi semakin sehat, hatinya semakin bersih, tetapi ketika yang berzikir itu hanya lisannya, dan hatinya tidak ikut berzikir dan malah menyimpan penyakit-penyakit hati yang saya sebutkan tadi maka inilah setan menyukai, padahal banyak majelis-majelis zikir sekarang ini, tetapi majelis zikir ini menjadi forum yang tidak tepat, karna terkadang digunakan untuk menyalahkan yang lain, untuk mencaci yang lain, padahal seharusnya majelis zikir ini para jama’ahnya, kalau ikut majelis zikir seharusnya makin dekat kepada Allah, bukan malah menanamkan kebencian, menanamkan permusuhan.

Hadirin jama’ah Jumat Rahimakumullah

Maka hendaknya zikir yang kita lakukan itu kita gunakan sebesar-besarnya karna hanya itulah kesempatan kita mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan hati kita dari penyakit-penyakit hati, tetapi banyak yang berzikir hatinya berpaling, lisannya berpaling, wa man ya’su an dzikrir rahman nuqoyyid lahu syathona wahuwa lahu qarim, barang siapa yang berpaling dari pengajaran Allah yang maha Rahman, yang maha pengasih, maka kami biarkan setan menyesatkannya, dan menjadi teman karibnya, na’dzubillah tsumma na’udzubillah, wa innahum la yasyuddunahum anis sabil wa annahum muhsyaduuna muhtadun (az-zukhruf 36-37) Dan sungguh setan itu menyesatkan manusia dari jalan yang benar, sementara manusianya tidak sadar kalau disesatkan setan, wa annahum muhsyaduuna muhtadun karena mereka menyangka sesungguhnya mereka adalah orang yang mendapatkan petunjuk.

Jama’ah Jumat Rahimakumullah

Tahun ini adalah tahun politik, tahun yang sangat disukai oleh setan, kenapa? karena dengan kesempatan inilah setan dengan mudah memecah belah umat, menanamkan kebencian, menawarkan permusuhan, sehingga kita lihat sekarang ini bukan hanya orang-orang awam, orang-orang alim pun, orang yang kita hormati, para ulama pun mereka saling menyalahkan,  mereka saling mencaci hilang wibawanya, luntur marwahnya, seorang ulama pun ketika sudah tergiur politik, maka ucapannya sudah tidak merepresentasikan kepribadian ulama, mewakili ulama, tapi cenderung kepada politisi, tentu membela kelompoknya masing-masing, dan inilah yang disukai oleh setan,  na’dzubillah tsumma na’udzubillah.

Allah telah menyediakan jalan untuk kita, wa anna hadza shiratal mustaqima fattabi’u wala tattabi’u subula hatta farraqa bikum an syadilih, dan sungguh inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain yang menyebabkan kamu akan tercerai berai, maka umat islampun sekarang tercerai berai, karna kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda, dan kita berharap kesantunan, kesopanan, adab, dan tata krama, kita ke depankan agenda rutin di Indonesia tetapi setiap agenda ini datang, yang terjadi perpecahan, permusuhan, kita berharap semuanya berjalan dengan lancar, siapapun yang terpilih kelak mampu membawa Indonesia kepada baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, negara yang aman, negara yang damai, yang sejahtera, yang senantiasa mendapatkan limpahan ampunan.

Semoga kita selalu diselamatkan oleh Allah SWT, dan menjalani tahun ini dengan lancar dan damai.

*Pengasuh Pondok Putri Pesantren Tebuireng Jombang.