Tebuireng.online- Tepat pada Hari Sumpah Pemuda, Ahad (28/10/2018), santri Pesantren Tebuireng berhasil meraih berbagai macam juara dalam perlombaan. Tiga organisasi ekstrakurikuler pesantren, yaitu Kumpulan Da’i Tebuireng (Kuda Ireng), Kumpulan Hadrah dan al Banjari Tebuireng (Kubah Ireng) dan Komunitas Photography Tebuireng (Kopi Ireng) sukses mengharumkan nama Tebuireng diajang perlombaan di tempat yang berbeda-beda.
Kubahireng (Kumpulan Banjari dan Hadrah Tebuireng) atas nama Grup al Jalalah MA Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng berhasil meraih juara pertama Festival al Banjari Gebyar Brawijaya Qur’ani V Nasional yang diadakan oleh Universitas Brawijaya Malang. Perlu diketahui bahwa sudah kali ketiga al Jalalah mengikuti festival al Banjari di Universitas Brawijaya, yaitu pada tahun 2016, meraih juara 3, 2017 tanpa gelar juara, dan tahun ini meraih juara 1.
“Saya selalu berpesan kepada teman-teman al Banjari, ketika kita bershalawat, tolong dengan khusyuk dan khudhur dengan cara kita berimajinasi seakan-akan kanjeng Nabi hadir di hadapan kita,” ungkap Ustadz Hilmi Muhammad, pembina Kubah Ireng.
Bahkan ia berpesan kepada anak-anak binaannya, ketika tampil dalam suatu lomba agar menganggap sejatinya yang menjadi juri merupakan Rasulullah SAW. “Anggap saja yang namanya kita sebut-sebut, pasti kita tidak akan berani bertingkah yang aneh-aneh kalau yang kita hormati sudah ada di depan kita,” tambahnya.
Kemudian, ia juga selalu berpesan agar anak-anak didiknya tidak hanya bershalawat dengan lisan saja, akan tetapi juga dengan hati, karena sesuatu yang berasal dari lisan, akan sampai ke telinga saja, sedangkan yang datang dari hati, akan sampai kepada hati.
“Siapa tahu, dengan shalawat yang kita lantunkan, ada hati orang yang keras, tiba-tiba bisa mendapat hidayah dari Allah SWT berkat shalawat yang kita baca,” terang pria yang juga jebolan grup al Jalalah era klasik itu.
Dari lomba Da’i Islamic Festival se-Jawa Timur yang diadakan oleh Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Kudaireng (Kumpulan Da’i Tebuireng) kembali meraih prestasi juara 1 dan 2 atas nama M. Khoirul Wahid Azmi dan Rizqy Azaky Syarif.
Pembina Kuda Ireng, Ustasdz Ali Musthofa memaparkan bahwa prestasi kali ini bukan yang pertama kali bagi Kudaireng, akan tetapi merupakan yang ke-123 sejak Kuda Ireng didirikan.
“Pertama saya mengucapkan terima kasih kepada adik-adik Kudaireng sudah tampil dengan maksimal sehingga menghasilkan hasil yang terbaik dan bisa membawa nama baik lembaga,” ungkap pendiri Kuda Ireng itu.
Jadi meskipun anak binaannya meraih juara pada saat ini, ia berharap mereka harus lebih maksimal lagi untuk istikamah berlatih, karena beban semakin berat untuk mempertahankan prestasi-prestasi di event selanjutnya,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam ajang Canon Photo Marathon Indonesia (CPMI) di Yogyakarta Kopi Ireng juga mencacat prestasi. Dalam ajang yang diikuti oleh ribuan fotografer profesional se-Indonesia, Kopi Ireng meraih Juara harapan 1 dan masuk finalis 10 besar.
Pembina Kopi Ireng, Abror Rosyidin, menanggapi hal tersebut dengan penuh bahagia. “Ya tentunya merasa bangga ya, karena Kopi Ireng dibanding Kuda Ireng dan Kubah Ireng, relatif masih berumur jagung, namun sudah banyak menelurkan prestasi, baik prestasi di luar maupun pengabdiannya untuk pesantren,” ungkapnya.
Selain itu beberapa pekan yang lalu, Kopi Ireng juga menjuarai lomba video lalaran nadzom Alfiyah tingkat nasional yang diadakan oleh (Direktur Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ditpdpontren) Kementerian Agama (Kemenag) RI pada momen hari santri lalu. Sebelumnya Kopi Ireng juga telah meraih juara 2 Videotren yang diadakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Di ajang CPMI ini dulu juga ada juara 1 bertahan dua kali berturut-turut tahun 2016 – 2017 atas nama Deka Pranata, santri Tebuireng yang sekarang belajar di IKJ,” tambahnya.
Ustadz Iskandar Kepala pondok Putra pesantren Tebuireng, juga turut memberikan tanggapan soal prestasi yang dicetak oleh santri-santri Tebuireng. Ia bersyukur dan mengapresiasi penuh atas prestasi yang dicapai para santri.
“Yang tentu bukan tanpa usaha, akan tetapi mereka terus belajar dan mengasah kemampuan dan berdoa sehingga bisa meraih prestasi. Mengambil pelajaran dari sebuah golok dan alat asah, semakin sering diasah maka akan semakin tajam,” ungkapnya.
Ustadz Iskandar juga bepesan agar mereka tak cepat puas dengan prestasi yang sudah dicapai, akan tetapi teruslah belajar, berlatih dan berdoa, sehingga apa yang diinginkan dicita-citakan akan bisa kita raih.
Pewarta: Rafiqatul Anisah
Editor/Publisher: RZ