sumber ilustrasi: kompasiana.com

Oleh: Rokhimatus Sholekhah*

Santri Emas 
Langit mencoreng bagian bawahnya  
memberi tanda ksatria bersarung untuk berkelana  
jingga melambai pergi 
mengisyaratkan waktu berganti  

kumandang adzan menjadi saksi  
jutaan mata meratap lirih  
gema sholawat menjadi tanda  
ribuan kaki menapak cahaya  

syukurlah jika keindahan datang  
sebagai obat redupnya semangat  
agar rasa yang menggelembung 
menyurut mundur dari kadarnya  

hanya lelehan rindu dalam rintihan doa  
menjadi peneguh saat lara menjelma  
rindu tertukar temu  
pada orang yang menjadi bagian dalam doaku 

———————————————————-
Mencintai Masyayikh 
Mendung berarak mengikuti jalur  
angin berhembus membentuk rasa  
keinginan yang kian mendesak  
bahwa bertemu adalah pembunuh rinduku  

senyumnya mengalahkan purnama  
wajah teduhnya menyeret keakraban  
sinarnya memancar ke dunia  
pertanda keridaan yang Allah turunkan 

ilmu yang mendalam perihal agama  
menjadikan masyarakat membutuhkan petuahnya  
estafet tiada berhenti  
bergerak mengikuti jejak generasi  

kian hari hatiku merindu  
akan petuah dan nasehatmu  
cinta kasih kesejatianku 
mendarat bersama doa dalam sujudku  

———————————————————
Pesantrenku  
Kiranya hirap tak akan mudah  
melangkah serakah dari asalku  
yang telah memberikan pelajaran  
menciptakan ribuan kenangan  

menjadi sekat ribuan doa  
jika bersandar pada manusia  
menjadi peneguh keajaiban doa  
pesona pesantren, tiada tara  

ribuan hari tiada terhingga  
jutaan menit menghitung masa  
demi ilmu dan petuah bijak 
ajang kebahagiaan hari kemudian 

teruslah menjadi kebanggaan 
walau harap menjadi hayalan 
jangan berhenti menggapai cita  
beriring kata penuh makna dan cinta 

*Pondok pesantren Alhusna Payaman secang Magelang.  

 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online