Sumber gambar: www.youtube.com

Abu Hurairah merupakan sahabat Nabi sekaligus perawi hadis yang paling banyak disebutkan dalam sanadnya oleh kaum Sunni. Abu Hurairah berasal dari kabilah Bani Daus dari Yaman, ia lahir pada tahun 598 M diperkirakan 21 tahun sebelum hijriah. Sejak kecil ia sudah menjadi anak yatim, ia juga termasuk dalam golongan fakir muhajirin yang tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan atau yang sering disebut dengan Ahlus Shuffah, tempat tinggalnya di depan masjid Nabawi.

Abu Hurairah memiliki nama asli Abdur Rahman bin Shakhr, pada saat muda ia bekerja pada Basrah binti Gazhawan, panggilan Abu Hurairah diberikan kepadanya desebabkan kesukaannya merawat dan memelihara kucing. Diriwayatkan oleh Imam At-tirmidzi dengan sanad yang mauquf  hingga Abu Hurairah.

Abdullah bin Raafi’ berkata “Aku bertanya kepada Abu Hurairah, “Mengapa engkau bernama kuniyah Abu Hurairah?” Ia menjawab, “Apakah yang kau khawatirkan dariku?” Aku berkata, “Benar, demi Allah, sungguh aku khawatir terhadapmu.” Abu Hurairah berkata, “Aku dahulu bekerja menggembalakan kambing keluargaku dan di sisiku ada seekor kucing kecil (Hurairah). Lalu ketika malam tiba aku menaruhnya di sebatang pohon, jika hari telah siang aku pergi ke pohon itu dan aku bermain-main dengannya, maka aku diberi kuniyah Abu Hurairah (bapaknya si kucing kecil).”

Bani Daus saat itu dipimpin oleh Thufail bin Amr, kembali ke kampungnya setelah bertemu dengan Nabi Muhammad dan menjadi seorang muslim, ia menyerukan golongannya untuk masuk Islam dan Abu Hurairah menaruh ketertarikkan terhadap Islam yang bertolak belakang dengan sebagian besar golongan yang menolak seruan Thufail bin Amr.

Abu Hurairah dan Thufain bin Amr melakukan perjalanan ke Mekkah, kemudian Nabi Muhammad mengubah nama Abu Hurairah menjadi Abdur Rahman (hamba maha pengasih) Abu Hurairah tinggal di Madinah bersama dengan kaum Muhajirin tahun 629 M. Abu Hurairah selalu menyertai Nabi sampai dengan meninggalnya tahun 632 M di Madinah. Pada masa khalifah Umar bin Khattab Abu Hurairah diangkat menjadi guberbur wilayah Bahrain, Umar hendak kembali mengangkat Abu Hurairah tetapi ia menolak, hal tersebut disebabkan sedang terjadinya perselisihan antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan, dan ia tidak berpihak diantara keduanya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Keahliannya dalam bidang hadis terbukti dengan banyaknya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tercatat 5.374 hadis. Diantaranya adalah ibnu Abbas, Ibnu Ummar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam Bukhari berkata, “tercatat lebih dari 800 orang perawi hadis dari kalangan sahabat dan tabi’iin yang meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah.”

Selain itu, kemampuan mengingat hadis juga dibuktikan leh Marwan bin Hakam memintanya untuk menyebutkan beberapa hadis dan dicatat oleh sekertaris Marwan, setahun setelahnya Marwan memanggil lagi Abu Hurairah untuk menyampaikan beberapa hadis yang pernah ia sampaikan, dan ia menyampaikan persis seperti setahun yang lalu tanpa tertinggal satupun. Abu Hurairah memiliki putri yang kemudian dinikahkan dengan Said bin Musayyib tabi’in terkemuka. Pada tahun 678 M atau tahun 59 H, Abu Hurairah jatuh sakit dan meningal di Madinah, dimakamkan di Baqi’.

Fatawa’ Abi Hurairah merupakan himpunan fatwa-fatwa Abu Hurairah  sejak ia kecil sampai dengan tinggal dengan Nabi Muhammad yang disusun oleh  Syaikh As-Subki.


Disusun oleh: Nazhatuz Zamani, Mahasiswa Unhasy. Tulisan ini disadur dari beberapa sumber.