Buku cetakan Pustaka Tebuireng

Judul asli: Al-Allamah Muhammad Hasyim Asy’ari Wadli’u Istiqlal Indonesia

Judul terjemah: Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia

Penulis: Muhammad Asad Syihab

Penerjemah: Zainur Ridho

Penerbit: Pustaka Tebuireng Jombang

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Cetakan: 1 Juli 2019

Tebal: 57 halaman

ISBN: 978-602-8805-72-8

Resensor: Dimas Setyawan*


“Tidak ada kebaikan bagi suatu bangsa jika generasinya bodoh, dan tidak akan bisa mereformasi suatu bangsa kecuali dengan ilmu pengetahuan.”

Sebagai seorang ulama dan pahlawan kemerdekaan bangsa, banyak golongan yang mengagumi sosok KH. Hasyim Asy’ari, baik dari dalam negeri dan luar negeri. Kekaguman ini terlahir dikarenakan sosoknya yang dapat menggabungkan antara nilai keagamaan dan kebangsaan. Yang mana hal ini jarang dimiliki oleh ulama di Timur Tengah kebanyakan.

Semasa menutut ilmu di tanah Mekkah, Kiai Hasyim telah mengamati perkembangan kondisi bangsa Indonesia, yang waktu itu negara Indonesia masih daerah jajahan negara Belanda. Kondisi serupa juga menimpa negara-negara sahabatnya semasa belajar di Mekaah. Antara lain India, Malaysia, Burma, Borneo Utara, dan negara-negara di Afrika. Yang mana pada saat itu pula negara tersebut berstatus negeri jajahan.

Maka dengan semangat jiwa nasionalismenya, Kiai Hasyim beserta para sahabatnya berikrar di depan Multazam Ka’bah al-Musyarrafah untuk janji kepada Allah dan bersumpah untuk bejuang meninggikan kalimat Islam, mempersatukan umat Islam dengan ilmu dan kesadaran, dan dengan memperdalam ilmu agama demi mendapat ridha Allah Ta’ala tanpa mengharapkan harta, kedudukan, ataupun jabatan bagi diri sendiri. (hal.25)

Dalam menyebarkan risalah Islam, Kiai Hasyim lebih mendekatkan aspek nilai kemanusiaan dan dalil-dalil aqli yang mudah dipahami oleh masyarakat. Bukan dengan dalil nash yang justru membuat bingung. Hal ini terlihat bagaimana Kiai Hasyim menjadikan seorang Insinyur Karl Von Smith berkebangsaan Jerman memeluk agama Islam. Salah satu pengakuan Karl Von Smith tentang pendekatannya dengan Kiai Hasyim ialah “ketika saya meminta pendapat beliau tentang niat saya untuk memeluk Islam, beliau menjawab, ‘kamu bebas untuk memilih agama yang kamu suka dan kamu ridai untuk dirimu. Kamu telah memahami Islam, maka pilihlah untuk dirimu keyakinan (aqidah) dan agama yang kamu percayai dengan syarat keimanan dan aqidah ini berdasarkan atas ilmu, pengertian, dan kesadaran, serta keyakinan setelah mempelajarinya.” (hal.47)

Dalam buku ini Muhammad Asad Syihab membahas kaum orintalis, yang mana pada saat itu masyaratakat Indonesia masih sangat menutup diri dengan kaum orintalis. Kala itu pula masyaratakat Indonesia memandang kaum orintasli sebagai penghacur Islam dengan kedok agama. Padahal hal seperti itu tidak benar sepenuhnya. Karena banyak juga kaum orintaslis yang gagal dalam meneliti dan mempelajari Islam, sehingga putus asa di tengah jalan.

*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.