sumber gambar: www.google.com
  • Judul Buku      : Rudy (Kisah Masa Muda Sang Visioner)
  • Penulis             : Gina S. Noer
  • Penerbit           : Bentang dan THC Mandiri
  • Cetakan           : ke-8, September 2016
  • Tebal               : 298 halaman
  • ISBN               : 978-602-291-111-1
  • Perensensi       : Dian Bagus*

 

Sumpahku!

Terlentang

Jatuh! Perih! Kesal!

Ibu Pertiwi

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Engkau Pegangan

Dalam Perjalanan

Janji Pusaka dan Sakti

Tanah tumpah darahku

Makmur dan Suci!!!

Hancur badan

Tetap berjalan

Jiwa besar dan Suci

Membawa aku, padamu!!!

Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa disapa Pak Habibie, salah satu guru bangsa yang sangat dicintai oleh rakyat Indonesia yang mengubah dirgantara dunia dengan perhitungannya yang mampu menurunkan angka kecelakaan pesawat dan menjadi Presiden Republik Indonesia ke-3 serta menyelamatkan Indonesia dari masa krisis 1998 . Oleh para orang tua di Indonesia, namanya sering disebut untuk memberikan semangat pada anak-anak mereka untuk rajin belajar agar bisa pintar seperti Pak Habibie. Setelah meninggal pada 11 September 2019, duka yang dirasakan oleh rakyat Indonesia masih terasa. Banyak kisah tentang bagaimana Pak Habibie berjuang membangun teknologi pesawat terbang di Indonesia kembali diangkat dan diceritakan kembali untuk mengenang beliau.

Buku ini disusun dari kisah yang diceritakan oleh B.J. Habibie yang belum diceritakan sebelumnya, tentang perjalanan tumbuh dewasa seorang anak laki-laki yang masih belia. Tiada yang menyangka bahwa cita-cita membangun industri pesawat terbang untuk Indonesia justru berawal dari ketakutannya pada pesawat dimasa perang dunia kedua. Berasal dari keluarga menengah ke atas, Rudy merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Papinya bekerja sebagai seorang Landbouwconsulent atau setingkat Kepala Dinas Pertanian di Parepare. Bahasa keseharian yang digunakan adalah Bahasa Belanda, sehingga memudahkan Rudy untuk akses pendidikan pada saat itu. 

Buku ini bercerita tentang masa kecil Rudy yang sangat berbeda dengan kelima saudaranya, jika saudara lainnya harus disuruh pulang jika sudah bermain diluar maka berbeda dengan Rudy yang harus dipaksa oleh ibunya agar mau bermain di luar bersama dengan teman-temannya. Karena Rudy lebih suka membaca buku di kamar daripada bermain dengan teman-temannya yang menurut Rudy adalah hal yang membosankan. Hal lain yang membedakan Rudy dengan saudaranya adalah dia hanya bisa tidur dimalam hari hanya empat jam, apalagi jika dia belum mendapatkan jawaban atas rasa penarasannya terhadap suatu hal, maka dia akan menunggu ayahnya pulang kerja bahkan sampai larut malam. Ayahnya tidak pernah menyepelekan rasa penasaran Rudy, dengan sabar ayahnya akan menjawabnya mulai dari hal yang serius sampai pada hal yang terlihat sepele.

Yang paling berkesan adalah cerita tentang perjuangan Mami dalam mengasuh anak-anaknya yang membuat air mata mengalir, kisah kepolosan Rudy yang membuat pembaca tertawa sendiri hingga cerita cinta diam-diam Rudy dengan Ilona akhirnya diketahui mami, Ilona pun menjauh dari Rudy dan setelah pasca pendidikan di Jerman lalu berpulang ke Indonesia Akhirnya bertemu dengan Ainun yang membuat orang yang membacanya tersipu malu sendiri.

Untuk menjadi Habibie seperti yang kita ketahui semasa beliau masih hidup, banyak pelajaran yang bisa diambil seperti gemar membaca buku, gemar mengajukan pertanyaan dan terpenting adalah peran keluarga dan lingkungan sekitar. Bahasa yang digunakan oleh penulis pun sangat bagus dan mengalir baik alurnya maupun emosi masing-masing tokoh sehingga pembaca mudah untuk memahami isi buku ini.

*Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Tebuireng Jombang