Mudir pondok H. Lukman Hakim saat menyampaikan sambutan di depan tamu dari Pesantren Modern Chiek Oemar Diyan pada Rabu (25/01/2017) di Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3. (foto: Fitrianti)

tebuireng.online – Pada acara Studi Banding dari Pondok Pesantren atau Dayah (sebutan untuk pesantren di Aceh)  Tgk. Chiek Oemar Diyan Aceh Barat di Pesantren Tebuireng Jombang   pada Rabu (25/01/2017), Mudir Pondok, H. Lukman Hakim, B.A., menyampaikan sambutan mewakili Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid yang berhalangan hadir.

Pada kesempatan tersebut, H. Lukman, sapaan akrab beliau, menyampaikan tiga poin yang sangat penting untuk keberhasilan para santri. Pertama, santri mampu menempatkan ilmu di masyarakat sesuai dengan kebutuhannyaDalam kehidupan pondok pesantren, banyak sekali kegiatan yang sangat menunjang  untuk kehidupan masyarakat nanti, seperti pembelajaran kitab kuning, seni shalawat, dan kegiatan ekstrakurikuler lain yang bisa dijadikan bekal bagi santri di masyarakat.

Kedua, mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat di pesantren. Bagi beliau setiap ilmu yang didapatkan selama nyantri di pesantren harus diamalkan, agar menjadi ilmu yang manfaat dan berkah di kehidupan. Santri yang tidak mengamalkan ilmunya, beliau ibaratkan dengan pohon yang tidak ada buahnya.

“Jika ilmu yang telah kita terima tidak kita amalkan, maka kita tidak akan mendapatkan manisya buah kehidupan. Tetapi kalau kita amalkan dengan baik, maka kita akan merasakan manisnya buah kehidupan kelak di kehidupan bermasyarakat dengan baik,” terang pengusaha pakaian tersebut.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ketiga, menancapkan nilai-nilai kebaikan di dalam hati. Setelah mempunyai ilmu dan mampu menempatkanya dengan baik, lanjut H. Lukman, seorang santri harus melatih, menjaga, dan mempraktikkan nilai-nilai kebaikan yang selayaknya bisa menjadikan dirinya dan orang lain berlaku baik dan budiman.

“Jika kita berilmu tetapi tidak berperilaku baik, maka akan sia-sia apa yang telah kita dapatkan selama masa belajar. Berperilaku yang baik dan mampu menjaga perbuatan kita haruslah dengan benar dan sungguh-sungguh,” ungkap mantan Kepala Pondok Putra asal Banten tersebut.

Selain H. Lukman, Kepala Pondok, Ustadz Iskandar juga menyampaikan sambutan. Beliau mengatakan bahwa prinsip utama di pesantren adalah “mempertahankan sesuatu yang lama yang baik, dan menerima yang baru yang lebih baik”. Menurut beliau, seorang santri harus memelihara dan mempertahankan sesuatu yang dianggap baik dan bisa membuat dirinya berguna.

“Kita harus menerima sesuatu yang bisa menjadi lebih baik daripada apa yang telah kita dapat sebelumnya. Janganlah menghilangkan yang baik hanya karena ada yang baru, tetapi dilestarikan dan lebih dimanfaatkan,” pungkas pria yang juga guru olahraga tersebut.

Dalam rangka studi banding tentang metode pendidikan, khususnya pendidikan kitab kuning, Pesantren Modern Chiek Oemar Diyan Aceh mengunjungi Pesantren Tebuireng. Rombongan yang terdiri dari santri, asatidz, guru dan pengasuh itu disambut oleh beberapa pimpinan Pesantren Tebuireng, di antaranya Mudir Pondok H. Lukman Hakim, Mudir Sekolah, H, Kusnadi Said, Kepala Pondok Ustadz Iskandar, Sekretaris Pengurus Ustadz Syamsul Arifin dan Koordinator Pembina Unit MA Salafiyah Syafi’iyah Ustadz Mahmudi.


Pewarta:   Tajuddin

Editor:     Munawara

Publisher: M. Abror Rosyidin