Hari ini ada ujian semester. Karena semalam Cak Jahlun tidak belajar, ia pun kebingungan pada saat mengerjakan soal ujian, dan lembar jawabannya ternyata masih kosong. Akhirnya ia mendapat inspirasi untuk mencontek temannya agar lembar jawabannya segera terisi dan segera dikumpulkan. “Mar..” (Cak Jahlun mencolek-colek Umar namun tidak di tanggapi). Setelah dicolek beberapa kali dan merasa risih, akhirnya Umar memberikan lembar jawabannya, “Cepet ya!!” kata Umar sambil berbisik.
Cak Jahlun terlihat sangat sibuk menulis jawaban milik Umar dan setelah beberapa menit kemudian lembar jawaban milik Umar dikembalikan. Tak berapa lama lagi waktu ujian telah selesai dan semua lembar jawaban dikumpulkan di meja guru.
Beberapa hari kemudian hasil ujian diumumkan di depan kelas oleh wali kelas masing-masing. Di kelas Cak Jahlun, Ustadz Halim memanggil siswa satu per satu dan mereka pun mengetahui nilai mereka masing-masing. Tapi hanya nama Cak Jahlun yang tidak disebutkan.
Cak Jahlun : Saya kok belum dipanggil, Ustadz?
Ust. Halim : Loh… kemarin saat ujian, sampean masuk?
Cak Jahlun : Masuk Ustadz.
Ust. Halim : Di sini tidak ada lembar jawaban milik sampeyan Cak. Coba sampeyan cari sendiri di sini!
Cak Jahlun maju ke depan kelas dan memeriksa tumpukan lembar jawaban satu per satu mencari lembar jawabannya.
Cak Jahlun : Ini ustadz!
Ust. Halim : Ini bukan punya sampeyan.
Cak Jahlun : Iya ustadz, ini tulisan saya.
Ust. Halim : Coba dibaca namanya!
Cak Jahlun : UMAR!!?? [F@R]