tebuireng-org-kunjungan-dari-jermantebuireng.online-Pesantren Tebuireng kembali mendapat kunjungan dari mancanegara. Para tamu asal Jerman ini  disambut hangat oleh Gus Irfan di ndalem kesepuhan hari ini (11/10/16) pada pukul 10.30 WIB. Rombongan ini terdiri dari 10 orang warga negara Jerman yang mendarat di Juanda pada Minggu (09/10/16) lalu. Dalam kunjungan ini mereka didampingi 3 pengurus Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).

 “Kunjungan ini dalam rangka memahami lebih baik tentang hidup rukun antar agama, khususnya agama Islam dengan agama Kristen” tutur Friedrich Tometten, Pendeta dan pengurus persatuan Gereja Internasional di Jerman yang menjadi penerjemah dalam acara ini.

Sebagai pembuka acara kunjungan tersebut, Gus Irfan menyampaikan sekilas tentang Pesantren Tebuireng, kemudian dilanjutkan dengan dialog interaktif. Dalam sesi ini, peserta kunjungan menanyakan beberapa hal tentang sistem dan pelayanan yang ada di Pesantren Tebuireng.

“Di pesantren ini, setiap santri yang sudah senior dituntut untuk menjadi tutor bagi santri yang masih junior, nah, merekalah yang mengawasi setiap santri mulai dari pendidikan hingga kesehatan para santri. Tidak hanya itu, Pesantren Tebuireng mencetak santri yang profesional dalam segala hal, misal, menjadi petani, ya petani yang profesional dan berjiwa santri, juga pedagang, nelayan, pegawai, hingga presiden” jawab KH. Musta’in Syafi’i.

KH. Musta’in Syafi’i yang dalam hal ini menyampaikan banyak hal tentang keislaman dan keindonesiaan. Beliau juga menjelaskan bahwa Pesantren Tebuireng memiliki hubungan yang harmonis dengan GKJW. Terbukti bahwa dahulu, Mbah Hasyim Pernah meminta izin untuk mendirikan musholla di daerah Mojowarno tepatnya di dekat GKJW, dan Pendetanya pun mengizinkan. “Ini bentuk suatu hubungan kemanusiaan yang sangat harmonis dalam lintas agama, dan di Indonesia tidak pernah terjadi perang antar agama.”, tambah beliau.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mudir bidang kependidikan Pesantren Tebuireng, Bapak Kusnadi juga menyampaikan bahwa santri yang ada di pesantren Tebuireng ini berkisar 3.700 santri, dan para temu tercengang mendengarnya. Mereka sangat senang dan terenyuh karena terbawa suasana yang damai. Mereka telah membuktikan bahwa Indonesia benar-benar negara yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

Setelah dari ndalem kesepuhan, rombongan yang membawa empat orang muslim Jerman dan enam orang kristiani Jerman ini kemudian mengakhiri kunjungannya dengan berziarah ke makam Masyayikh Pesantren Tebuireng. (Aulia/Fani/Aldo)