أَيُّهَا الوَلَدُ، مَالَمْ تَعْمَلْ لَمْ تَجِدِ الأَجْرَ. حُكِيَ أَنَّ رَجُلًا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ عَبَدَ اللهِ تَعَالَى سَبْعِيْنَ سَنَةً. فَأَرَادَ اللهُ تَعَالَى أَنْ يَجْلُوَهُ عَلَى المَلَائِكَةِ، فَأَرْسَلَ اللهُ إِلَيْهِ مَلَكًا يُخْبِرُهُ أَنَّهُ مَعَ تِلْكَ العِبَادَةِ لَايَلِيْقُ بِهِ دُخُوْلُ الجَنَّةِ. فَلَمَّا بَلَغَهُ قَالَ العَابِدُ: نَحْنُ خُلِقْنَا لِلْعِبَادَةِ فَيَنْبَغِي لَنَا أَنْ نَعْبُدَهُ. فَلَمَّا رَجَعَ المَلَكُ قَالَ: إِلَهِي أَنْتَ أَعْلَمُ بِمَا قَالَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِذَا هُوَ لَمْ يُعْرِضْ عَنْ عِبَادَتِنَا فَنَحْنُ مَعَ الكَرَمِ لَانُعْرِضُ عَنْهُ. إِشْهَدُوْا يَامَلَائِكَتِي أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُ

Wahai santriku, selagi kamu belum berbuat amal maka tidak mendapat pahala. Ada cerita bahwa seorang lelaki dari Bani Israil beribadah kepada Allah SWT selama 70 tahun. Allah SWT ingin menunjukkannya kepada para malaikat. Allah mengutus malaikat kepadanya untuk memberitahu bahwa dengan ibadah tersebut belum layak baginya masuk surga. Ketika ahli ibadah itu mendengarnya, ia berkata: “Kita diciptakan untuk beribadah, maka seyogianya bagi kita untuk beribadah kepadaNya.” Malaikat itu pun kembali kepada Allah seraya berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui tentang apa yang diucapkannya.” Allah SWT berfirman, “Apabila hamba itu tidak berpaling dari ibadah kepadaKu, maka Aku –dengan kemuliaanKu– tidak akan berpaling darinya. Saksikan wahai para malaikatKu, bahwa Aku telah memaafkannya.”

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: حَاسِبُوْا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا، وَزِنُوْا أَعْمَالَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوْزَنَ عَلَيْكُمْ. وَقَالَ عَلِيُّ رضي الله عنه: مَنْ ظَنَّ أَنَّهُ بِدُوْنِ الجَهْدِ يَصِلُ فَهُوَ مُتَمَّنٍ، وَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ بِبَذْلِ الجَهْدِ يَصِلُ فَهُوَ مُسْتَغْنٍ. وَقَالَ الحَسَنُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: طَلَبُ الجَنَّةِ بِلَا عَمَلٍ ذَنْبٌ مِنَ الذُّنُوْبِ. وَقَالَ: عَلَامَةُ الحَقِيْقَةِ تَرْكُ مُلَاحَظَةِ العَمَلِ لَاتَرْكُ العَمَلِ. وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ، وَالأَحْمَقُ مَنْ اتَّبَعَ هَوَاهُ وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ تَعَالَى الأَمَانِيَّ

Rasulullah SAW bersabda: “Introspeksilah dirimu sebelum kalian dihisab. Timbanglah perbuatan kalian sebelum ia ditimbang (pada hari Kiamat).” Sayyidina Ali r.a. berkata, “Barangsiapa menyangka bahwa tanpa keseriusan bisa sukses, maka ia adalah orang yang berkhayal. Dan barangsiapa menyangka bahwa dengan keseriusan bisa meraih sukses, maka ia adalah orang yang pongah.” Sayyidina Hasan rahimahullah ta’ala berkata, “Mencari surga tanpa berbuat amal adalah dosa dari beberapa dosa.”

Beliau juga berkata, “Tanda-tanda kondisi hakikat adalah meninggalkan pengakuan terhadap amal perbuatan, bukan meninggalkan amal perbuatan.” Rasulullah SAW bersabda, “Orang cerdas adalah orang yang menaklukkan egonya, dan memproyeksikan sesuatu untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang tolol adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya, dan mengharapkan sesuatu dari Allah SWT dengan berbagai macam harapan (yang tak mungkin).”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

-o0o-

أَيُّهَا الوَلَدُ، كَمْ مِنْ لَيَالٍ أَحْيَيْتَهَا بِتِكْرَارِ العِلْمِ وَمُطَالَعَةِ الكُتُبِ وَحَرَّمْتَ عَلَى نَفْسِكَ النَّوْمَ؟ لَاأَعْلَمُ مَا كَانَ البَاعِثُ فِيْهِ. إِنْ كَانَ نَيْلَ عَرَضِ الدُّنْيَا وَجَذْبَ حُطَامِهَا وَتَحْصِيْلَ مَنَاصِبِهَا وَالمُبَاهَاةَ عَلَى الأَقْرَانِ وَالَأمْثَالِ، فَوَيْلٌ لَكَ ثُمَّ وَيْلٌ لَكَ. وَإِنْ كَانَ قَصْدُكَ فِيْهِ إِحْيَاءَ شَرِيْعَةِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَتَهْذِيْبَ أَخْلَاقِكَ وَكَسْرَ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، فَطُوْبَى لَكَ ثُمَّ طُوْبَى لَكَ. وَلَقَدْ صَدَقَ مَنْ قَالَ شِعْرًا:

Wahai santriku, seberapa banyak malam yang engkau terjaga untuk mempelajari ilmu dan mengkaji kitab, dan kau tahan dirimu dari tidur? Aku tidak tahu apa motivasi di balik itu. Jika untuk meraih penghargaan dunia, menarik serba-serbi dunia, memperoleh posisi, dan bangga akan (mengalahkan) teman-teman dan sesama, maka celaka bagimu, merugi bagimu. Apabila tujuanmu dalam bangun malam adalah untuk menghidupkan syariat Nabi Muhammad SAW, membangun akhlak budi, dan memerangi nafsu amarah keburukan, maka beruntunglah kamu, beruntunglah kamu. Sungguh benarlah apa yang dikatakan ulama dalam syair:

سَهْرُ العُيُوْنِ لِغَيْرِ وَجْهِكَ ضَائِعٌ       *       وَبُكَاؤُهُنَّ لِغَيْرِ فَقْدِكَ بَاطِلٌ

“Begadangnya mata untuk selain ridaMu adalah sia-sia *  menangisnya mata sebab selain kehilanganMu adalah konyol”

-o0o-

أَيُّهَا الوَلَدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ

Wahai santriku, hiduplah seperti yang kau inginkan, tapi kamu pasti mati. Cintailah apapun yang kamu suka, tapi kamu pasti berpisah dengannya. Berbuatlah sesukamu, tapi kamu pasti mendapatkan ganjarannya.

أَيُّهَا الوَلَدُ، أَيُّ شَيْءٍ حَاصِلٌ لَكَ مِنْ تَحْصِيْلِ عِلْمِ الكَلَامِ وَالخِلَافِ وَالطِّبِّ وَالدَّوَاوِيْنَ وَالأَشْعَارِ وَالنُّجُوْمِ وَالعَرُوْضِ وَالنَّحْوِ وَالتَّصْرِيْفِ غَيْرُ تَضْيِيْعِ العُمُرِ بِخِلَافِ ذِيْ جَلَالٍ. إِنِّي رَأَيْتُ فِي إِنْجِيْلِ عِيْسَى عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: مِنْ سَاعَةِ أَنْ يُوْضَعَ المَيِّتُ عَلَى الجَنَازَةِ إِلَى أَنْ يُوْضَعَ عَلَى شَفِيْرِ القَبْرِ يَسْأَلُ اللهُ بِعَظَمَتِهِ مِنْهُ أَرْبَعِيْنَ سُؤَالًا. أَوَّلُهَا يَقُوْلُ: عَبْدِي طَهَّرْتَ مَنْظَرَ الخَلْقِ سِنِيْنَ وَمَا طَهَّرْتَ مَنْظَرِي سَاعَةً. وَكُلَّ يَوْمٍ يَنْظُرُ فِي قَلْبِكَ يَقُوْلُ: مَا تَصْنَعُ لِغَيْرِي وَأَنْتَ مَحْفُوْفٌ بِخَيْرِي. أَمَّا أَنْتَ فَأَصَمُّ لَاتَسْمَعُ

Wahai santriku, apa yang engkau dapatkan dari belajar teologi (ilmu kalam), perdebatan, pengobatan, pembukuan, syair-syair, astronomi, ‘arudl, nahwu, dan sharaf, selain menyia-nyiakan umur  untuk selain Allah yang Agung? Sesungguhnya aku telah melihat di dalam kitab Injil Nabi Isa as. “Ketika seorang mayit diletakkan di atas keranda sampai diletakkan di dalam kubur, Allah –dengan segala keagunganNya– menanyakan 40 pertanyaan. Yang pertama ialah; ‘Wahai hambaKu, telah kau sucikan dirimu dari pandangan makhluk bertahun-tahun, sedangkan tidak kau sucikan dirimu dari pandanganKu walaupun sekejap.'” Setiap hari Allah SWT melihat hatimu seraya berkata, “Kau berbuat sesuatu untuk selainKu ketika kamu diliputi kebaikanKu. Apakah kamu tuli tidak mendengar?”

-o0o-

أَيُّهَا الوَلَدُ، العِلْمُ بِلَاعَمَلٍ جُنُوْنٌ، وَالعَمَلُ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَايَكُوْنُ. وَاعْلَمْ أَنَّ العِلْمَ الَّذِي لاَيُبْعِدُكَ اليَوْمَ عَنِ المَعَاصِي وَلاَيَحْمِلُكَ عَلَى الطَّاعَةِ لَنْ يُبْعِدَكَ غَدًا عَنْ نَار جَهَنَّمَ. وَإِذَا لَمْ تَعْمَلْ بِعِلْمِكَ اليَوْمَ وَلَمْ تَدَارَكَ الأَيَّامَ المَاضِيَةَ تَقُوْلُ غَدًا يَوْمَ القِيَامَةِ: “فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا”  فَيُقَالُ: يَاأَحْمَقُ، أَنْتَ مِنْ هُنَاكَ تَجِيْءُ

Wahai santriku, ilmu tanpa perbuatan adalah kegilaan. Perbuatan amal tanpa ilmu adalah kehampaan. Ketahuilah! Bahwa ilmu yang tidak menjauhkanmu dari maksiat hari ini, dan tidak membawamu kepada ketaatan tidak akan menjauhkanmu dari api neraka Jahannam besok (di hari Kiamat). Jika kamu tidak berbuat amal dengan ilmumu hari ini, dan tidak memperbaiki hari yang telah lewat, maka besok pada hari Kiamat kamu akan berucap, “Kembalikanlah kami (ke dunia), maka kami akan berbuat amal kebaikan”. Dan akan dijawab: “Wahai tolol, kamu datang dari sana barusan.”


*Diterjemahkan oleh Yayan Mustofa dari Kitab Ayuhal Walad, sebuah risalah balasan Imam Abu Hamid al-Ghazali kepada seorang muridnya yang bertanya tentang permasalahannya.