sumber gambar: www.google.com

Oleh: Fathur Rohman*

Diceritakan ada seorang pemuda yang sudah memasuki usia menikah, ia berkali-kali dikenalkan dengan seorang perempuan oleh beberapa orang, namun tidak menemukan kecocokan sehingga ia belum menemukan jodohnya, padahal teman-teman seusianya sudah pada menikah dan memiliki anak. Ia pun juga berkeinginan untuk segera menikah.

Setelah selesai lulus kuliahnya, ia melamar mengajar di salah satu lembaga pendidikan, dan ia diterima sebagai staf pengajar di lembaga tersebut. Karena peserta didik yang ia ajar adalah anak-anak remaja, maka ia pun tertarik kepada salah satu anak perempuan yang ia ajar. Singkat cerita ia pun akhirnya meminangnya dan menikahinya.

Acara pernikahannya pun dirayakan dengan ramai dengan mengundang keluarga, tetangga, teman-teman, dan rekan kerjanya. Setelah beberapa bulan menikah ia memeriksakan istrinya ke salah satu dokter karena istrinya merasa sering pusing dan tidak enak badan, setelah selesai diperiksa oleh dokter, ia mendapatkan ucapan selamat bahwa ia akan menjadi seorang ayah, karena istriya sedang hamil sejak beberapa waktu lalu. Ia pun bergembira bersama istrinya karena ia tidak menunggu waktu yang lama untuk dapat memiliki momongan. Mereka bergegas pulang dan memberi kabar gembira tersebut kepada kedua orang taunya dan mertuanya.

Sebagaimana umumnya sepasang suami istri yang baru mau mendapatkan anak pertama, pemuda itu pun rajin memeriksakan kandungan istrinya ke dokter atau bidan untuk mendapatkan nasihat dan saran yang baik untuk perkembangan anaknya yang masih dalam kandungan, serta vitamin atau obat untuk membantu pertumbuhan dan kesehatan anak yang masih dalam kandungan istrinya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan berganti bulan. Pada waktu bulan akhir-akhir menjelang kelahiran anaknya, keduanya seperti biasa memeriksakan kandungannya, keduanya pun kaget saat mendengar kabar dari dokter bahwa ketika nanti melahirkan harus operasi sesar demi keselamatan ibu dan bayinya. Setelah selesai periksa, keduanya pun segera pulang ke rumah.

Sejak itu, kedunya selalu berfikir tentang biaya persalinannya nanti, hampir setiap menjelang tidur ia bersama istrinya menghitung-hitung uang yang dimilikinya yang dirasa tak cukup untuk biaya persalinan nanti, keduanya juga tidak berani menceritakan kepada kedua orang tuanya atau mertuanya. Setiap malam menjelang tidur pemuda tersebut bermusyawarah dengan istrinya untuk memikirkan nanti meminjam uang kepada siapa saja, karena jumlahnya cukup besar kalau dihitung-hitung biaya operasi sesar di rumah sakit, belum lagi biaya perawatan, dan biaya aqiqoh kalau nanti bayinya laki-laki membutuhkan dua kambing dan kalau perempuan membutuhkan satu kambing, perlengkapan bayi, belanja, dan belum biaya-biaya yang lainnya.

Pemuda tersebut bersama istrinya berfikir kalau pinjam langsung sejumlah uang yang dibutuhkan untuk biaya-biaya tersebut terlalu besar dan mungkin juga tidak semua orang punya, maka keduanya bersepakat untuk meminjam ke beberapa orang agar nominalnya tidak terlalu besar, setiap menjelang tidur seperti biasa mereka bermusyawarah untuk menentukan kandidat siapa-siapa orang yang dirasa bisa dimintai tolong untuk meminjamkan uangnnya buat persalinannya nanti, keduanya pun menulis beberapa nama kandidat orang-orang yang hendak dipinjam uangnya tersebut. Setiap menjelang tidur nama-nama para kandidat itu selalu dibahas ulang bersama istrinya apa ada yang direvisi, dikurangi, atau ditambah sambil menentukan berapa nominal uang yang akan dipinjam kepada masing-masing kandidat tersebut.

Tak disangka hari yang dijadwalkan sebagai waktu untuk melahirkan pun semakin dekat bahkan menurut cerita kurang dari satu minggu dan uang yang dibutuhkan tersebut belum sempat terkumpul, keduanya semakin binggung dan saling bertanya bagaimana nanti biayannya untuk persalinan. Pemuda tersebut pun tak bisa menjawab ketika ditanya oleh istrinya dan hanya bisa menenangkan istrinya agar tidak ikut panik dan ikut-ikutan memikirkan biaya persalinannya. Keadaan seperti itu berlangsung sampai H-5 atau H-4 waktu persalinan.

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Sebagaimana yang dijelaskan bahwa siapa yang menikah akan dicukupkan rezekinya oleh Allah SWT, dan dijelaskan pula bahwa Allah menjamin rezeki setiap makluknya. Hal ini pula yang terjadi pada bayi yang ada dalam perut istri pemuda tersebut.

Pada H-4 sebelum kelahiran atau persalinan, pemuda tersebut mendapatkan kabar bahwa pada rekeningnya baru ditransfer uang sekitar 15 juta. Betapa bersyukurnya pemuda tersebut dengan wajah berbahagia ia menceritakan kepada istrinya agar istrinya tak perlu lagi hawatir biaya persalinannya nanti karena uangnya telah siap.

Keduannya pun menjadi tenang dan lega, menanti hari persalinan atau kelahiran anaknya. Pada saat datang hari kelahirannya semua biaya dan kebutuhan telah siap, operasi persalinan berjalan dengan lancar dan keduanya dikaruniai seorang anak laki-laki.

Begitulah salah satu bukti bahwa Allah itu menjamin rezeki setiap makhluknya, walapun ia seorang bayi yang masih dalam kandungan ibunya pun sudah ditentukan rezekinya, Allah cukupi kebutuhan biaya bayi dalam kandungan tersebut untuk lahir di dunia ini, mulai proses kelahiran dan lain-lainnya, walaupun melalui perantara orang tuanya seperti kisah di atas.

Allahu a’lam bisshowab.

*Dosen Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.