Tebuireng.online-  Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Workshop Kaderisasi Ulama Melalui Ma’had Aly selama tiga hari mulai tanggal 6-8 November 2019. Ini merupakan rangkaian acara dari pertemuan MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang akan diselenggarakan di Singapura nanti.Dalam kesempatan kali ini Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang ditunjuk sebagai tuan rumah dalam perhelatan tersebut.

Pembukaan workshop berlangsung di Aula Bachir Achmad Lantai 3 Gedung KH Yusuf Hasyim, Pesantren Tebuireng Jombang, Rabu (6/11).

Hadir pada acara ini Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfud, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia, Dr. H. Ahmad Zayadi, M.Pd. dan Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Drs. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si.

Peserta workshop adalah mudir dan wakil mudir 35 Ma’had Aly se-Indonesia yang mendapatkan SK Kemenag.

Pembukaan workshop dimulai dengan sambutan oleh Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfud. Beliau mengatakan bahwa Ma’had Aly sebagai pendidikan tinggi keagamaan keislaman mempunyai posisi yang sangat strategis bagi masa depan bangsa Indonesia dan dunia Islam. Beliau juga mengungkapkan bahwa Pondok Pesantren telah dikenal sebagai sistem pendidikan Islam yang khas dan asli dari Indonesia.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Inilah yang seharusnya menjadi warisan intelektual ulama nusantara yang harus dikembangkan lebih lanjut. Sehingga harapannya Ma’had Aly dapat menghasilkan intelektual muslim sekaliber dunia yang berkarakter Rahmatan lil ‘Alamin,” ungkapnya.

Kemenag yang dalam hal ini diwakili oleh Dr. H. Ahmad Zayadi, M.Pd. juga memberikan sambutan. Ia menyatakan bahwa Ma’had Aly menjadi bagian dari cara umat ini memberikan respon terhadap semakin menurunnya kaderisasi ulama. Sikap pemerintah dalam hal ini, Kemenag melalui Peraturan Menteri Agama Nomor 71 tahun 2015 mengeluarkan PMA tentang Ma’had Aly dan diperkuat juga dengan UU Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren.

“Hasil diskusi ini akan kami bawa pada Senior Officials’ Meeting (SOM) di Singapura pada tanggal 11-14 November mendatang. Kita diminta menyampaikan posisi kelembagaan Ma’had Aly sebagai instrumen strategis dalam kaderisasi ulama sekaligus untuk memastikan bahwa pesantren di Indonesia siap untuk menjadi destinasi pendidikan, tidak hanya pendidikan dalam konteks regional tapi juga internasional,” ucapnya.

Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Drs. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si. dalam sambutannya menyinggung bahwa banyak orang dalam mindsetnya selalu mengukur suatu hal dengan materialistis. Sebagai contoh orang yang belajar kedokteran maka akan menjadi dokter dan akan bekerja di rumah sakit ataupun di kantor-kantor. Lalu bagaimana dengan Ma’had Aly? Di mana kantornya? Beliau menyatakan bahwa mindset yang seperti ini adalah keliru.

“Filosofi dan tujuan didirikannya Ma’had Aly bukan sekedar terampil di bidang sesuatu. Tetapi lebih dari itu, yakni mendalami ilmu agama, agar faham agama. Jadi berbeda apa yang menjadi sasaran akhir di pembelajaran ini,” tuturnya.

Beliau juga mengatakan bahwa  tantangan keulamaan dewasa ini menjadi semakin kompleks bukan hanya penguasaan khazanah Islam saja, namun juga ulama harus mampu merespons perubahan sosial yang diakibatkan oleh kecanggihan teknologi dan arus globalisasi.

“Ruang lingkup keulamaan menjadi tidak terbatas tidak hanya keagamaan. Tapi ulama juga harus mampu masuk ke dalam diskursus dan ruang gerak sosial budaya, sosial politik, sosial ekonomi, dan politik kebangsaa,” pungkasnya.


Pewarta: Yusron

Publisher: MSA