Pihak Pesantren Tebuireng mengadakan sosialisasi program Diniyah Sore bersama para guru dan asatidz, Selasa (12/7/2022) di aula lantai 3 gedung Yusuf Hasyim Tebuireng.

Tebuireng.online– Sejak 2010 Pesantren Tebuireng menjalankan Full Day School atau sekolah sepanjang hari.  Sementara pembejalaran Diniyah yang sebelum itu dilaksanakan di pondok diintegrasikan ke dalam kurikulum nasional dan dilaksanakan di dalam jam pelajaran di sekolah. Pada saat itu, Tebuireng diasuh oleh KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.

Namun, setelah 12 tahun berjalan, di era kepengasuhan KH. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, sistem diniyah di pondok dikembalikan lagi. Untuk itu pihak pesantren mengadakan sosialisasi program diniyah sore kepada para guru dan asatidz di Aula Bachir Ahmad Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lt 3 Pesantren Tebuireng pada Selasa (12/7/2022).

Mudir Bidang Pendidikan Pondok, H. Lukman Hakim menjelaskan bahwa program ini bukan berarti menghapus full day school tetapi mengganti jam pelajaran diniyah di sekolah ke diniyah sore dari pukul 15.30-16.50, atau berjalan selama 80 menit (2 jam pelajaran). Ia menegaskan bahwa program ini merupakan kehendak dari pengasuh sehingga dimasukkan dalam isu strategis raker dan dirumuskan oleh tim kecil yang digawangi dari unsur sekolah, pondok, dan akademisi pendidikan Islam.

“Kunci dari keberhasilan program ini adalah kebersamaan, yang lebih tinggi memberikan tambahan bagi yang kurang, yang kurang juga harus bisa menyadari kekurangannya,” ujar pria asal Banten tersebut.

Hal itu senada dengan statemen Mudir bidang Pendidikan Sekolah, H. Khusnadi Sa’id. Ia menjelaskan bahwa program ini bukanlah program sekolah atau program pondok, tetapi program Pesantren Tebuireng,  yang harus dijunjung dan disukseskan bersama.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Sudah tidak ada lagi statemen ini tanggungjawab sekolah dan tanggungjawab pondok, tapi tanggungjawab bersama,” ungkapnya.

Sekretaris Utama Pesantren Tebuireng, H.  Abdul Ghofar menyambut baik program diniyah sore ini. Bahkan Ia tidak menampik bahwa program ini akan memberikan ruang bagi santri memperdalam ilmu agama. Untuk itu pesantren mendukung penuh program ini dengan melengkapi fasilitas secara bertahap.

“Semoga program ini berjalan lancar dan diridai oleh Allah SWT,” harap Gus Ghofar sebelum membuka secara resmi program Diniyah Sore tersebut.

Program ini dilaksanakan di pondok putri sebanyak 53 kelas, sedangkan pondok putra 65 kelas, dan pondok SMK Khoiriyah Hasyim di Mojosongo Jombang 3 kelas, sehingga total ada 121 kelas.

Tenaga pengajar sebagian besar diambil dari guru sekolah, tetapi ada sebagian yang non-guru sekolah. Untuk bakda Maghrib tetap diisi dengan takhasus pendalaman kitab dan bakda Subuh diisi dengan pengajian Al-Quran dan sorogan kitab bagi santri senior yang sudah lulus ujian Al-Quran.

Pewarta: Aros