Foto: Ghunniyatul Karimah
Foto: Ghunniyatul Karimah

Memasuki bulan suci Ramadlan berarti kita memasuki lembah Ilahi, dari hari ke hari akan sia-sia jika tidak digunakan untuk semakin mendekat dengan sang Ilahi, berikut adalah renungan harian para sufi untuk semakin mendekatkan diri kita pada Ilahi:

Hari pertama

“Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya,” demikian kata Allah dalam hadis qudsi. Berarti hari pertama ini, seluruh hasrat, kehendak, citarasa, tekad, tujuan dan niat yang menggumpal di hati kita hanya untuk Allah ta’ala semata. “Oh Tuhan, hatiku untukmu. Dahaga kerongkongan dan perut keroncongan, adalah pesta hatiku dengan-Mu. Hatiku tak ingin selain diri-Mu..”

Hari kedua

Dalam kata “Ramadhan” ada huruf  Ra’, Mim, Dlad, Alif, Nun.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
  1. Ra’, Ridlwanuhu : Ridlanya Allah.
  2. Mim, Mahabatuhu : cintanya Allah,
  3. Dlad, Dlomanuhu : Jaminan Allah
  4. Alif, Ulfatuhu : kemaha lembutan-Nya
  5. Nun, Nuruhu : cahaya-Nya.

Semua diperuntukkan orang-orang yang berpuasa. Bersyukurlah bagi mereka yang telah dicatat dalam catatan-Nya sebagai orang yang berpuasa. Jika tidak, hanya lapar dan dahaga saja yang dirasakan, tidak lebih.

Hari Ketiga

Jika anda emosi, jika ada yang menjengkelkan di pagi hari, di terik matahari, atau menjelang senjakala tiba, kembalikan hati kepada-Nya. Siapa tahu ujian dan cobaan itu sedang menimbang naiknya derajat. Ingatlah kegembiraan orang-orang yang sedang berbuka, segala masalah jadi lupa.

Hari Keempat

Mata, perut, hidung, telinga, kelamin, mulut, sedang menahan diri dari tarikan syahwatnya. Hati harus menahan diri dari segala iming-iming nafsu dan dunaiwinya. Ruh, adalah arus kuat yang menggerakkan menuju Allah. Sirr (rahasia jiwa) tak ingin ada selain Allah.

Hari Kelima

Jika ada penyesalan karena tindakan dosa yang dilakukan selama empat hari, lalu di tengah berpuasa, janganlah penyesalan itu membuat semakin jauh dari harapan kepada-Nya. Karena hari-hari esok adalah cahaya-Nya. Hari ini bukalah jendela pintu hati untuk biaskan cahaya pagi-Nya yang indah.

Hari Keenam

Jangan lupa, seluruh amaliyah rutin yang biasa dibaca, diwiridkan, amaliyah sunnah di bulan ini jangan diabaikan sedikitpun. Apapun kesibukannya, masalah yang membuat tertekan sekalipun, jangan sampai memutus kabel yang menyambungkan diri kita dengan Allah.

Hari Ketujuh

Mari melakukan konser ruhani di bulan suci. Seluruh bunyi dan nada kita perdengarkan secara harmoni dalam jiwa kita. Serasa seluruh ragam dzikir berbunyi bersama dalam naik turunnya nafas jiwa, begitu gemebyar dalam seluruh semesta tasbih, tahmid, takbir, hauqolah, shalawat Nabi, tahlil dan tersembunyi dalam sunyi, Allah Allah Allah.

Hari kedelapan

Penjarakan dan kuburkan sifat-sifat buruk, iri, dengki, takabur, riya’, ta’jub pada diri sendiri, menuruti nafsu syahwat, menuruti kesenangan dunia, kemunafikan, kedzaliman, dan kemusyrikan hati. Jika sesekali hendak muncul sifat-sifat itu, cepat-cepatlah beristighfar dan lawan dengan segala cara.

Hari kesembilan

Islam, berarti hatimu harus istislam, yang memiliki makna pasrah total kepada-Nya, agar selaras dengan kehendak-kehendak atauran-Nya. Iman, berati yakin, membenarkan, dan mengamankan hati dari segela hal selain Allah, agar iman tumbuh menjadi Syajarah Thoyyibah. Ihsan, adalah buah dari Islam dan Iman kita, yang maujud dalam Muraqabah, Musyahadah, dan  ma’rifah.

Hari Kesepuluh

Sepertiga bulan kita lalui. Masihkah anda terus melawan diri sendiri? Hasrat-hasrat sampah yang membui diri kita? Apakah masih kita biarkan diri kita bertumpukan dengan onggokan limbah-limbah di hati kita? Oh, mari bangun dan melompat segera ke air bening jiwa kita, arungi samudera suci-Nya, disana banyak mutiara-mutiara.


*Berlanjut ke bagian berikutnya