Gus Fahmi menyampaikan ceramah usai istghosah dan doa bersama di Masjid Tebuireng dalam rangka menjelang tahun baru 2018 pada Ahad (31/12/2017)

Tebuireng.online— Tahun baru Islam merupakan tahun baru hijriyah. Maka seyogyanya umat Islam tak merayakan tahun baru masehi dengan berfoya-foya, hura-hura, dan bermaksiat ria, melainkan mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan berfaedah. Faktanya, kerap kali, kegiatan-kegiatan negatif menjadi pemandangan biasa saat malam pergantian tahun masehi.

“Malam tahun baru bukanlah malam tahun baru kaum muslim, maka tidak sepatutnya kita merayakannya dengan hura-hura seperti; minum-minuman keras, berfoya-foya, konsumsi narkoba, bahkan sampai berzina,” terang KH. Agus Fahmi Amrullah Hadizk atau Gus Fahmi saat menyampaikan ceramah tahun baru di Masjid Tebuireng pada Ahad (31/12/2017).

Gus Fahmi mengatakan demikian dikarenakan banyak sekali remaja yang menggunakan momen ini untuk berpesta ria dan memuaskan hawa nafsu mereka, bahkan hingga melakukan perzinaan.

“Maka dari itu, mari kita rayakan dengan hal-hal yang positif, seperti yang kita lakukan hari ini, istighotsah dan doa bersama,” ujar istri dari Nyai Ainun itu.

Gus Fahmi melihat bahwa di malam tahun baru, banyak sekali kegiatan yang pada asalnya percuma dilakukan, seperti menunggu di luar rumah pada pukul 12 malam hanya untuk menghitung detik-detik pergantian tahun dengan meniup terompet dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mengutip surat al Hasyr ayat 19, Gus Fahmi mengingatkan para santri, bahwa pergantian tahun baru merupakan momen memperbaiki diri untuk lebih baik. Selain itu, bertambahnya tahun, sebenarnya semakin berkurang jata hidup umat manusia. Oleh karena itu, harusnya diisi dengan kegiatan yang dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

“Orang yang beruntung adalah orang yang pada tahun depan lebih baik daripada tahun kemarin. Sesungguhnya pergantian tahun adalah berkurangnya kesempatan untuk hidup, jadi kalau orang panjang umurnya berarti berkurang masa hidupnya,” ucap beliau yang didasarkan pada surat Yasin ayat 68.

Untuk itu, menurut beliau, orang yang paling beruntung (paling baik), yaitu orang yang panjang usianya dan baik amalnya, sedangkan orang yang buruk, yaitu orang yang panjang usianya, tetapi buruk amalnya.


Pewarta:            M. Tajuddin

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin