Yudi Latif memberikan materi dalam studium generale Milad Rumah Sakit Hasyim Asy’ari Tebuireng di hadapan puluhan mahasantri. (foto: Ilvi)

Tebuireng.online– Dalam rangka milad ke-1 tahun, Rumah Sakit Hasyim Asy’ari (RSHA) Tebuireng gelar Studium Generale dengan tema “Membangun Karakter Pemuda yang Berwawasan Kebangsaan di Era Digital” pada Kamis (8/08/2024). Acara ini berlangsung di lantai 1 gedung Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng, Jombang.

Yudi Latif, Ph.D selaku narasumber mengutip salah satu perkataan ilmuan bahwa jika manusia kehilangan sesuatu, sebenarnya dia tidak sedang kehilangan apa-apa, jika manusia itu sakit berarti ada sesuatu yang hilang dari diri manusia itu,

“…tetapi jika manusia kehilangan karakter, berarti manusia tidak dapat dipercaya, tidak memiliki keberanian untuk memperjuangkan kebenaran, tidak memiliki perhatian, tidak dapat menggugah kesenangan,” terangnya.

Selain itu, aktivis dan cendekiawan muda itu melanjutkan, “seluruh yang kita miliki kecerdasan, kepintaran, ketampanan, hilang…” imbuhnya.

Baca Juga: Rayakan Milad ke-1, RSHA Gelar Studium Generale bersama Yudi Latif

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam acara yang dihadiri kurang lebih 50 mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari itu, beliau menyampaikan bahwa karakter itu merupakan perpaduan dari elemen-elemen fundamental dari diri manusia.

“Karakter merupakan perpaduan dari keyakinan dalam diri, daya nalar, dan aspek moralitas,” katanya.

Beliau juga mengutip suatu hadist:

 مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

Barang siapa menginginkan kebaikan di dunia ini, hendaklah ia mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menginginkan kebaikan di akhirat, maka ia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menginginkan keduanya, hendaklah mencari ilmu (HR Thabrani).

Kepala Bidang Pembinaan Ideologi Pancasila tahun 2018 itu mengatakan, bahwa banyak manusia yang berpikir bahwa pengertian akhirat berarti terputus dari perkara dunia. Padahal menurutnya seseorang  tidak akan bisa memanen akhirat jika tidak menanam di dunia.

“Sebaiknya harus mengembangkan ilmu ukhrawi dan ilmu duniawi dalam satu tarikan nafas, yang tidak boleh terpisah-pisah,” tambahnya.

Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari foto bersama pihak Pondok Pesantren Tebuireng dan Yudi Latif usai studium generale Milad ke-1 RSHA Tebuireng. (foto: Ilvi)

Kepada mahasantri Ia mencontohkan Al Farabi dan Ibnu Sina yang menguasai bisa filsafat, ahli hadist, ahli fisika dan matematika. Jadi Ulama sesungguhnya itu bukan hanya yang menguasai hadist dan fiqih, tetapi bisa mengusai ilmu astronomi.

Lebih lanjut, beliau juga menerangkan 3 poros yang dapat membentuk karakter manusia adalah yang pertama menjaga iman dan ilmu, merawat tradisi, dan terakhir adalah seimbang dunia akhirat.

Sinta, selaku perwakilan panitia mengatakan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini yakni untuk lebih memperdalam manfaat dan ilmu serta milad ke-1 rumah sakit Hasyim Asy’ari. Ia berharap rumah sakit Hasyim Asy’ari kedepannya dapat lebih baik.

“Semoga bisa memberikan pelayanan yang paripurna, lebih dikenal masyarakat, dan bisa memberikan pelayanan kesehatan dan lebih dipermudah,” pungkasnya.



Pewarta: Ilvi Mariana