Tebuireng.online— Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Pesantren Tebuireng menggelar pengajian yang diselenggarakan di Masjid Pondok Putra Tebuireng, pada Rabu (16/10/2024) malam. Pada kesempatan itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz beliau mengingatkan santri tentang kitab Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari.
Adapun kitab yang dimaksud tersebut menyampaikan bahwa adab dan akhlak sangat penting dalam menuntut ilmu. Tidak lupa, beliau berpesan agar santri-santri dapat menata niat dalam hati pada setiap melakukan kegiatan, sebab saat melakukan kegiatan hatilah yang akan dicatat.
“Hati sampean itu yang akan dicatat Allah,” kata Gus Kikin.
Beliau mengajak para santri untuk terus mengasah hati agar lembut dan mudah menerima ilmu. Selain itu beliau juga mengatakan santri Tebuireng merupakan santri Hadratusyaikh, meskipun pengajar kitab Adabul Alim Wal Muta’alim adalah beliau, namun santri-santri yang mengaji dan mengamalkan kitab tersebut juga disebut santri Hadratusyaikh.
Selain itu, di waktu yang sama dalam mauidoh hasanah yang disampaikan oleh Dr. KH. Muhammad Faiz Syukron Makmun Lc. MA., atau akrab disapa Gus Faiz, menyampaikan bahwa kehebatan seseorang tidak ditentukan oleh nasab atau ilmu semata, melainkan oleh jalan hidup yang dipilih.
“Mungkin kita bukan orang baik, tapi karena jalan hidup kita baik, maka kita bisa menjadi baik,” ujarnya.
Gus Faiz juga menekankan pentingnya doa yang berkah. Seperti cerita yang didapat beliau, bahwa ada seorang kiai yang bertanya pada santrinya, doa seperti apa yang dipanjatkan santri tersebut, santri tersebut menjawab doa yang dipanjatkannya adalah doa umum.
Beliau menyontohkan seperti jika membutuhkan uang meminta kekayaan, jika sakit meminta sebuh. Kemudian santri tersebut bertanya kepada kiai, doa seperti apa yang harus dipanjatkannya. Kiai tersebut mengatakan doa yang baik adalah meminta keberkahan.
“Minta doa berkah. Kalo orang itu, nak. jalan hidupnya berkah, pasti menang dan bahagia di dunia,” ucap beliau mengutip perkataan kiai tersebut.
Mudir Pembinaan Pondok, H. Lukman Hakim juga memberi sambutan dan mengingatkan pentingnya mendengarkan dengan khusyuk saat pengajian.
“Tidak ada santri yang tidak mendengarkan, semua harus ngaji malam ini,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa ta’dzim terhadap ulama sama dengan ta’dzim terhadap Rasulullah. Dalam kesempatan tersebut beliau berharap santri-santri Tebuireng dapat menjadi pribadi yang berakhlakul karimah.
Acara peringatan maulid ini dihadiri oleh seluruh asatid dan santri Tebuireng di masjid putra hingga memenuhi halaman Pondok Pesantren Tebuireng.
Pewarta: Ilvi Mariana