tebuireng.online– Berita duka tak henti menimpa bangsa Indonesia. Ulama yang merupakan Rais Syuriah PBNU KH. M. Subadar berpulang ke hadirat Allah SWT pada hari Sabtu kemarin (30/07/2016). Beliau meninggal sekitar pukul 19.45 kemarin di kediaman beliua di Besuk Pasuruan. Beliau wafat usia 74 tahun setelah mengalami sakit di bagian perut beberapi hari sebelumnya.
Di forum kiai, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Besuk, Pasuruan, Jawa Timur ini sering ditunjuk sebagai juru bicara. Sikapnya yang teguh dan senantiasa berpegang teguh pada koridor kajian fikih klasik itulah yang menyebabkan sering dilibatkan dalam bahtsul masa’il yang diselenggarakan NU. Tutur katanya juga halus, argumentatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan bahasa masyarakat yang dihadapi.
Beliau lahir pada 1942 di sebuah desa Besuk, Kejayan, Pasuruan dari pasangan KH Subadar dan Hj. Maimunah. Pada usia 3 bulan (1942), beliau telah yatim karena ditinggal wafat sang ayahanda, KH Subadar. Sehingga beliau banyak belajar mandiri dengan diasuh oleh sang ibunda yakni Hj.Maimunah.
Rencana jenazah akan dimakamkan tadi siang pukul 13.00 WIB di TPU Ds. Sladi kec.Kejayan. Pemakaman juga akan dihadiri oleh Gubernur dan Wagub Jawa Timur, Bupati Pasuruan, Ulama dan kyai se-Jatim dan kurang lebih ada 10.000 orang pelayat mendatangi tempat duka. PBNU Pusat menghimbau kepada pengurus wilayah dan cabang Nahdlatul Ulama serta warga Nahdliyin se-Indonesia untuk melakukan shalat gaib dan tahlil.
Keluarga Besar Pesantren Tebuireng mengucapkan belasungkawa atas wafatnya kiai kharismatik tersebut. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya dan diampuni segala dosa beliau. (Sutan/Abror)