Oleh: Dimas Setyawan*
Islam hadir dengan membawa sejuta rahmat bagi seluruh umat manusia. Sebagaimana firman Allah SWT, pada surat Al-Anbiya وما أرسلنك إلا رحمة للعلمين “Dan tiadalah Kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Qs Al-Anbiya [21]: 107).
Rahmat ialah bentuk cinta dan kasih sayang. Rahmat disini pun bisa dinikmati oleh seluruh mahluk hidup di dunia ini, seperti hewan, tumbuhan, dan keseluruhannya mahluk Allah tanpa terkecuali.
Nabi Muhammad diutus kepada seluruh umat manusia untuk menyampaikan sebuah risalah. Yang mana risalah tersebut bertujuan untuk manusia dapat memperoleh rahmat dalam kehidupan di dunia dan akhirat pula.
Dengan itu manusia dapat memperoleh manisnya kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Salah satu halnya ialah ketika nabi Muhammad mengajarkan doa sebelum makan dan sesudah makan.
Mungkin banyak yang akan bertanya, makna apakah di balik doa sebelum makan dan sesudah makan? Bukankah itu adalah doa yang biasa dilantukan anak kecil yang diajarkan di bangku-bangku TPA atau majelis lainnya.
Saya yakin akan ada pertanyaan serupa itu, mungkin anda salah satunya, dan saya tidak akan kaget. Karena pada dasarnya kita mengerjakan banyak hal, tapi tidak mengerti hikmah dan makna yang terkandung dari perbuatan tersebut.
Padahal bilamana kita perhatikan secara saksama dan teliti, perihal ibadah sekecill apapun menyimpan makna yang besar. Baik, mari kita perhatikan dan kita cermati secara saksama doa hendak makan: اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa neraka.”
Makna dari lafadz اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا ialah agar kita harus senantiasa meminta keberkahan di setiap apa yang hendak kita makan dan segala rezeki yang kita peroleh. Karena keberkahan adalah sebuah kenikmatan yang tak terhingga.
Hidup berkah adalah impian semua orang, dalam keberkahan hidup manusia apan pun merasa cukup dan tak merasa kurang. Berbeda dengan kehidupan yang tidak bekah, meskipun memiliki banyak harta hingga kekayaan.
Ambilah contoh para koruptor, mereka hidup sudah mewah, segala hal terpenuhi, apa-apa serba mudah digapai. Tetapi sudah berapa banyak koruptor yang bergelimang harta tapi tidak dapat merasakan dari hartanya tersebut justru mereka berada di balik penjara karna perbuatannya dan tidak dapat merasakan kemewahan kharta serta kekayaannya.
Dan itulah salah satu contoh hidup yang kurang berkah. pada lafadz selanjutnya وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Allah mengingatkan kita agar selalu meminta perlindungan dari siksa dan adzab neraka.
Bayangkan, disaat makan pun kita di ingatkan akan pedih dan seramnya api neraka dan kita di anjurkan meminta pertolongan agar terbebas dari itu. Sekali lagi, bukankah sangat luar biasa di setiap harinya kita di ajarkan untuk meminta keberkahan dalam kehidupan dan selamat dari siksa api neraka.
Pertayaannya ialah, mengapa Nabi Muhammad menselipkan doa-doa tersebut ketika sebelum makan? Jawabannya sangat sederhana, karna makan adalah sebuah kegiatan yang tidak pernah ditinggalkan oleh seluruh orang.
Normalnya manusia makan itu 3x sehari, dan itu belum dihitung dengan nyemil dan lain sebagainya. Teryanta tidak hanya doa sebelum makan saja yang menyimpan rahasia luar biasa. Tetapi doa setelah makan juga tak kalah dahsyat faedahnya.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْنَ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Baik mari kita kupas seacara mendalam makna doa sesudah makan tersebut. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْنَ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا pada lafadz ini lagi-lagi kita diingatkan oleh Allah bahwasanya kita harus memperbanyak bersyukur akan segala rezeki yang telah diberikan kepada kita.
Baik berupa makanan dan minuman yang kita peroleh. Selanjutnya pada lafadz وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ Allah memerintahkan kita agar selalu meminta pertolongan dari pedihnya adzab neraka yang sangat dahsyat.
Itu lah kedua doa yang seringkali kita lantunkan disetiap harinya, hingga lupa bahwa kedua lafadz tersebut menyimpan makna yang justru dapat membawa kita memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari.