Tebuireng.online- Program Pascasarjana Universitas Hasyim Asyari (UNHASY) Tebuireng gelar seminar nasional dengan tema “Membangun Peradaban Indonesia Melalui Riset Pendidikan Agama Islam dan Hukum Keluarga” pada, Minggu (20/12/2020). Seminar ini diisi oleh Nadiem Makarim B.A., M.B.A., Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Hj. Marhumah, M,Pd., Guru Besar Universitas Islam Negri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Prof. Dr. Cecep Darmawan, S,H., S.I.P., S.Pd., M.H., M.Si, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Pendapat Prof. Marhumah, “Toleransi dalam beragama memang sangat penting tujuannya agar bisa saling menghormati kebebasan beragama, meskipun kita tidak setuju dengan ajaran atau praktik agama mereka, tetapi kita harus tetap menghormatinya agar tidak menyebabkan konflik antaragama dan intraagama,” katanya.
Selain itu, menurutnya, bersikap dan berperilaku toleran kepada orang lain sama sekali tidak berarti bahwa kita sedang memuji, mendukung atau membenarkan agama mereka. Itu hanya menunjukkan bahwa kita tengah menghormati hak mereka untuk beragama tanpa gangguan apa pun. Kita mengembangkan dalam keberagamaan kita “mutual respect” dan “mutual understanding”.
“Jangan sampai kita sebagai mahasiswa PAI (Pendidikan Agama Islam) menjadi manusia yang paradoks, karena dari beberapa hal, salah satunya dari kurikulum yang membedakan mana persoalan politik, sosial, ekonomi, HAM dan lain-lain. Sehingga manusia yang sedang belajar PAI menjadi keberagamaan yang ambigu, bertentangan dengan apa yang mereka yakini,” terangnya.
“Ternyata kurikulum kita ini, sadar atau tidak sadar, kitab-kitab yang diajarkan tanpa penjelasan yang lebih detail, tanpa melihat takhrijul hadist, dan munasabatul ayat, tidak melihat antara satu sama lain, dapat menjadikan anak-anak didikan kita toleran terhadap kekerasan, seperti kekerasan HAM. Contoh, karena yang melakukan (kekerasan) itu orang penting, lalu kita merasa lunak, biasa saja, dan dibiarkan begitu saja. Itulah yang disebut religius ambigu (paradoks),” imbuhnya.
Selain itu, untuk meningkatkan dunia riset, kolaborasi antara dosen dan mahasiswa ini sangat penting karena internalisasi nilai, pencapaian ilmu, dan penguatan metodelogi penelitian sangat kuat jika dosen bekerja sama dengan mahasiswa.
Pewarta : Putri Aqilla Ramadhani