tebuireng.online– Islam Nusantara yang menjadi tema utama muktamar ke-33 NU di Jombang pada 2015, menuai pro kontra. Dari pandangan NU, konsepsi “Islam Nusantara” mengacu pada fakta sejarah betapa dakwah Islam di Nusantara tidak dilakukan dengan pemberangusan terhadap budaya setempat, melainkan justru dengan merangkul dan menyelaraskannya dengan Islam. NU bertekad mempertahankan Islam Nusantara yang berciri toleran, moderat dan damai. Namun dari pandangan yang kontra, “Islam Nusantara” dianggap sebagai bermuatan primordial, anti Arab, bahkan dituduh sebagai strategi baru dari JIL, Barat, Zionis, dan semacamnya.

Dengan latar belakang kontroversi semacam itu, upaya untuk membedah Islam Nusantara dari perspektif doktrinal maupun historis menjadi sangat diperlukan. Bagaimana Islam Nusantara dilihat dari sudut pandang ushul fiqh? Bagaimana pula dari sudut pandang Aswaja dan tasawuf? Seperti apakah relasi antara universalitas Islam, budaya lokal, dan budaya Arab? Seberapa jauh wacana Islam Nusantara bisa dibandingkan dengan wacana sejenis sebelumnya, seperti “fikih Indonesia” ala Prof. Hasbi As-Shiddiqi, “pribumisasi Islam” ala Gus Dur, dan “fikih sosial” KH. Sahal Mahfudh?

Inilah sebagian dari pertanyaan yang menjadi agenda pembahasan buku “Islam Nusantara: Dari Ushul Fiqh Hingga Paham Kebangsaan” yang akan dilaunching dan didiskusikan pada Selasa, 4 Agustus 2015, pukul 15-00 sampai 17.30. Acara hasil kerja sama Pusat Kajian Islam Nusantara Universitas Hasyim Asy’ari dan Penerbit Mizan ini akan dihelat di Ruang Rapat Dosen Universitas Hasyim Asy’ari. Acara yang ikut menyemarakkan Muktamar NU ke-33 di Jombang ini akan diisi oleh Yenny Wahid sebagai keynote speaker. Beberapa tokoh yang menjadi pembicara adalah KH. Afifuddin Muhadjir (Katib Syuriah PBNU), Candra Malik (budayawan), Ken Meichi (Associate Professor Iwate Universit, Jepang), dan Akhmad Sahal (Wakil Ketua NU Amerika yang juga sebagai salah satu editor buku ini, selain Munawir Aziz). Acara yang akan dimoderatori oleh dosen Universitas Hasyim Asy’ari, Bapak Muhammad Asad ini terbuka untuk umum dan gratis. (fuad/abror)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online