Suasana saat masyarakat mesir menikmati Maidaturrohman di bulan Ramadan. (sumber foto: fitria)

Oleh: Fitriatul H.*

Menjelang berbuka puasa memang paling enak digunakan untuk memanjakan mata dengan berburu takjil di pasar Ramadan. Mulai dari gorengan, lauk pauk, es dan sebagainya yang tentunya sangat mengoyak nafsu hewani untuk membelinya.

Siapa yang tidak tahu takjil, takjil nyaris ada di mana-mana ketika Ramadan tiba dan bagi sebagian orang takjil sebagai ladang untuk mencari cuan di bulan yang penuh berkah ini.

Bulan Ramadan sangatlah ditunggu umat muslim di seluruh dunia. Khususnya di negara Mesir, Ramadan menjadi salah satu waktu yang istimewa karena mayoritas penduduknya yang beragama Islam maka negara Mesir akan semakin ramai, kebersamaan dan kasih sayangnya semakin melekat dan kental.

Uniknya di negara Mesir banyak tradisi yang sudah ada sejak dahulu yang dilakukan secara turun-temurun dan masih dilestarikan sampai sekarang.   

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Takjil merupakan sebutan jamuan bagi orang Indonesia, namun berbeda dengan di Mesir namanya adalah Maidaturrohman. Kalau diartikan Maidaturrohman itu berasal dari bahasa arab yang artinya “prasmanan Tuhan atau kasih sayang”.

Kenapa bisa begitu? karena Maidaturrohman di kota Mesir menyajikan menu berbuka puasa secara gratis bagi siapa pun yang menginginkan dan menu buka puasanya cukup lengkap dan beragam mulai dari takjil hingga makanan berat, roti-rotian, nasi khas Arab dengan lauk ayam, sup kacang, ikan hingga daging kambing, dan masih banyak lagi.

Maidaturrohman ini tepatnya berada di sepanjang jalan utama Kairo, ibu kota Mesir dengan tenda-tenda dadakan dengan kain corak khas Arab yang memuat belasan hingga tiga ratusan kursi dan  maidaturrohman ini hanya bisa dijumpai di bulan suci Ramadan.

Caranya mudah sekali, cukup menempati kursi yang disediakan maka dapat dipastikan mendapatkan jamuan maidaturrohman dan bagi yang tidak mendapatkan kursi tidak akan mendapatkan jamuan maidaturrohman karena jamuan tersebut disesuaikan dengan kursi yang tersedia kecuali memang ada lebihan.

Tak hanya jamuan maidaturrohman saja, di pinggir-pinggir jalan pun banyak sekali orang-orang yang membagikan makanan dan minuman tapi tak selengkap maidaturrohman paling hanya air mineral dan kurma. 

Berpuasa di kota Mesir sangatlah menguras tenaga, bagaimana tidak? Bayangkan saja ketika bulan puasa suhu di negara Mesir mencapai 40° panas sekali. Di Indonesia saja jika mencapai 30° sudah seperti cacing kepanasan. Siang hari di negara Mesir semakin panjang, dapat diperkirakan berpuasa di Mesir mencapai 14-15 jam dengan adzan magrib jam 7 petang dan subuh jam 3 dini hari. 

Membicarakan maidaturrohman masih ada kegiatan lain yang disebut dengan Musaadah yakni bagi-bagi uang oleh orang Arab pada umumnya tapi orang Mesir khususnya sangatlah dermawan di bulan Ramadan, nominal uang yang diberikan pun bervariasi mulai dari 20 Pound sampai 300 Pound (1 Pound sama dengan 735 rupiah) dan biasanya mereka akan membagikan di masjid atau toko. 

Selain itu, ada yang namanya Fanous yakni dekorasi untuk menyambut bulan suci Ramadan. Penduduk setempat akan menghiasi di sepanjang jalan, pintu masuk gedung, balkon dengan dekorasi yang unik dan berkilau agar menarik.  

Tradisi ini masih dijaga sampai sekarang ditambah dengan pernak-pernik Timur Tengah yang  membuat suasana semakin ceria, bahagia dan pada malam hari udaranya akan lebih sejuk dari pada di siang hari dengan panas matahari yang sangat terik. 

Ibu kota Kairo akan diramaikan dengan budaya yang membuat bulan Ramadan tambah seru ada tarian rakyat, band Hasab Allah, dan ditampilkan juga cerita rakyat sepanjang sejarah Mesir yang dilengkapi pertunjukan artistik.

Kemudian ada pula pertunjukan Tanura yang akan membuat penontonnya terpesona dengan kebudayaan Mesir akan dibawa untuk bernostalgia dengan sejarah Mesir Kuno dan keunikan pertunjukkan ini bisa dinikmati setelah Shalat tarawih.

Tak hanya itu, bulan Ramadan di Mesir masih ada hal yang tak kalah unik yaitu hidangan piring khusus dan permen yang identik dengan bulan Ramadhan misalnya seperti qatayef, zalabia, konafa dan juga khoshaf  seperti salad buah yang bahannya terbuat dari campuran buah ara kering, kurma dan kismis dan aprikot yang direndam air.  

Kemudian tradisi unik Mesir yang masih dilestarikan sampai saat ini di bulan Ramadan yaitu El-Messaharaty, sebuah cara yang unik untuk membangunkan orang yang hendak melakukan sahur dengan menggunakan sebuah drum kecil. Meski sudah ada teknologi yang sangat canggih seperti jam dan alarm tapi masyarakat setempat masih memakai drum untuk membantu membangunkan orang yang sahur.  

Sebab di Mesir bulan Ramadan tak terasa lengkap jika drum El-Messaharaty tidak dibunyikan. Penduduk setempat selalu menantikan bunyi dari drum ini sebagai hal yang istimewa dan akan terasa sangat khas dengan tradisi ini. Biasanya drum ini dibunyikan sekitar satu atau dua jam sebelum waktu fajar tiba.

*Penulis adalah Mahasiswi Komunikasi di IAI Al Qolam Malang, santri Lirboyo.