Sumber gambar: http://rukun-islam.com

Oleh: Silmi Adawiya*

Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur juga disebut dengan kondisi tidak sadar di mana induvidu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau sensorik yang sesuai. Dan yang pasti tidur merupakan satu diantara tanda kekuasaan Allah. Tersurat dalam QS. Ar-Rum: 23:

وَمِنْ ءَايَاتِهِ مَنَامُكُم بِالَّليْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَآؤُكُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah tidurmu diwaktu malam dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”

Agama Islam melalui Al Quran dan Hadits sudah membahas perihal tidur yang baik, hal ini termasuk perihal penting dalam kehidupan manusia yang sepertiga hidupnya terlewatkan dengan aktivitas tidur. Intelektual muslim bernama Ibnul Qayyim al Jauziyah mengatakan bahwa barang siapa yang memperhatikan pola tidur Rasulullah, niscaya dia akan memahami posisi tidur yang benar dan memiliki banyak manfaat untuk badan dan organ tubuh.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Diantara hadits yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan adalah sebagaimana yang tertuang dalam hadits berikut.

عَنِ البَرَّاء بنِ عَازِب، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: (( إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَأْ وُضُوءَكَ للصَلاةِ، ثُمَّ اضْطَّجِعْ على شِقِّكَ الأَيْمَنِ، ثُمَّ قُلْ: اللهُمَّ إِنِّي اَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَ فَوَضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَ أَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَ رَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَ لاَ مَنْجَا منك إَلاّ إِلَيْكََ ، أَمَنْتُ بِكِتَابٍكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَ بِنَبِيِّكَ الذي أَرْسَلْتَ وَ اجْعَلْهُنَّ آخِرَ كَلاَمِكَ فَإِنْ مِتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ مِتَّ على الفِطْرَة))

“Dari al Barra bin Azib, bahwa Rasulullah bersabda, ”Jika engkau hendak menuju pembaringanmu, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di rusukmu sebelah kanan lalu ucapkanlah doa: “Ya Allah sesungguhnya aku menyerahkan jiwaku hanya kepadaMu, kuhadapkan wajahku kepadaMu, kuserahkan segala urusanku hanya kepadamu, kusandarkan punggungku kepadaMu semata, dengan harap dan cemas kepadaMu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada nabi yang Engkau utus.” dan hendaklah engkau jadikan doa tadi sebagai penutup dari pembicaranmu malam itu. Maka jika enkau meninggal pada malam itu niscaya engkau meninggal di atas fitrah.”

Seperti itulah posisi tidur terbaik yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Pada saat kita tidur dalam posisi ini jantung hanya akan terbebani oleh paru-paru kiri yang berukuran kecil. Selain itu tidur dengan cara ini akan menempatkan hati pada posisi yang stabil. Selain itu posisi ini juga sangat baik bagi pencernaan, penelitian menunjukkan saat kita tidur dengan menyamping ke kanan, makanan akan mampu dicerna oleh usus dalam 2,5 sampai 4,5 jam.

Selain itu, posisi tidur dengan posisi miring ke kanan dapat mengistirahatkan otak kiri dan lambung. Dengan begitu ia dapat menghindarkan dari bahaya yang timbul seperti pengendapan pembekuan darah, lemak, asam sisa oksidasi, penyempitan pembuluh darah, dan batu kantong empedu. Posisi seperti itulah posisi terbaik guna meningkatkan penyerapan gizi dalam tubuh manusia, sehingga penyerapan sari makanan lebih optimal.

Riset Dr. Hooman Melamed, ahli bedah ortopedi DISC Sport & Spine Center Calofornia mengungkapkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara posisi tidur seseorang dengan kesehatannya. Posisi tidur yang salah dapat menyebabkan nyeri pada punggung dan leher, gangguan perut, bahkan penuaan dini.

Posisi tidur yang kurang baik misalnya dengan posisi miring ke kiri atau tidur terlentang. Dr. Zafir al-Attar menjelaskan bahwa saat seseorang tidur dengan cara terlentang, maka hal ini akan menyebabkan orang tersebut bernafas melalui mulutnya. Hal ini disebabkan karena pada saat kita tidur terlentang maka mulut kita akan terbuka, dikarenakan meregangnya rahang bawah. Manusia harusnya bernafas melalui hidung, bukan mulut.

Hal ini dikarenakan pada hidung terdapat bulu-bulu halus dan lendir yang dapat menyaring kotoran yang ikut terhisap bersama udara yang kita hirup. Bernafas melalui mulut merupakan salah satu penyebab seseorang rawan terkena flu. Selain itu bernafas lewat mulut akan menyebabkan keringnya rongga mulut sehingga dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada gusi.


*Penulis adalah mahasiswa S2 UIN Jakarta, alumnus Unhasy dan Pesantren Walisongo Cukir Jombang.