Tebuireng.online– Kepala Polisi (Kapolda) Jawa Timur (Jatim) Irjen Pol Luki Hermawan melalui Kepala Bidang Hukumnya, Kombes Pol Arnapi, dalam Halaqah Kebangsaan peran Ulama, Habaib, Kiai, dan Cendekiawan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang mengatakan pihaknya mendeteksi sebagian hoaks yang tersebar di Indonesia ternyata berasal dari luar negeri.
“Di Polda ada command center untuk pantau fitnah yang sengaja menyebarkan berita bohong. Tugas kami melakukan konter, bahkan konten itu muncul tidak hanya dari Indonesia,” katanya, Ahad (7/3).
Arnapi menjelaskan bahwa Polda Jatim dan seluruh jajarannya sejauh ini terus berupaya memantau dan melakukan konter terhadap konten-konten berita yang cenderung mengarah pada berita bohong dan fitnah.
Menurutnya, fitnah atau kabar hoaks ini beredar tidak pandang bulu dan bisa mempengarungi siapun, baik masyarakat kalangan atas maupun bawah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan dikalangan institusi TNI dan Polri.
“Ketika fitnah ini terus digulirkan dan tidak dikroscek dengan fakta yang ada seolah berita itu bisa jadi kebenaran, ini yang saya katakan mengkhawatirkan. Entah menyerang pada pihak yang sedang melakukan kontestasi, dua-duanya ini yang kita khawatirkan dalam menjelang Pilpres,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, Polisi berharap adanya dukungan dari seluruh ulama dan kiai untuk turut andil dalam mesukseskan jalanya pemilu pada 17 April mendatang. Sebab, aman dan lancarnya jalannya Pemilu ini tidak lepas dari peran serta ulama, umaro serta masyarakat.
“Kita perlu kerjasama. Satu kesatuan tiga elemen (ulama, umaro, masyarakat) ini, jika bersatu kami yakin perjalanan Pilpres 2019 bisa dijalanankan secara aman dan damai,” ujarnya.
Bantuan masyarakat diperlukan karena perilaku fitnah dan berita hoaks yang cenderung berniat jahat sudah menjadi hal yang paling mengkhawatirkan dan mengancam keutuhan NKRI. Untuk itu, polisi meminta kepada semua pihak agar tak menelan mentah-mentah semua informasi yang masuk.
Polisi juga meminta masyarakat bisa menyikapi dengan akal sehat setiap berita yang muncul ke permukaan. Sehingga tidak memancing emosi masyarakat yang bisa memecah belah persatuan.
“Pengalaman pilihan (pemilu) sebelumnya jarang ada hoaks, entah kini tiba-tiba prilaku fitnah dan hoaks yang berniat jahat jadi sesuatu yang khawatirkan pada tahun ini,” tambahnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid, berharap halaqah ini bisa menjadi wadah untuk mempersatukan para kiai yang notabene memiliki perbedaan pilihan pada Pilpres ini.
“Kami berharap Pemilu ini aman dan damai, siapun yang menang harus kita dukung, karena itu sudah ketentuan dari Allah. Persatuan Indonesia tergantung pada persatuan tokoh Islam,” tandasnya.
Pewarta: Syarif Abdurrahman
Publisher: RZ