Buku karya Prof. Dr. Abu Yasid, MA

Ketika kita membahas pesantren, kita tidak hanya merujuk pada lembaga pendidikan, tetapi juga pada sebuah ekosistem kehidupan. Pesantren merupakan jantung tradisi Islam Nusantara yang terus berdenyut meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan zaman. Dalam buku “Paradigma Baru Pesantren” karya Prof. Dr. Abu Yasid, M.A., LL.M., dan tim, kita diajak untuk menjelajahi pemikiran yang memperkaya diskusi tentang pesantren. Lebih dari sekadar institusi, pesantren digambarkan sebagai pusat peradaban yang dinamis, tempat di mana tradisi dan modernitas saling berinteraksi.

Buku yang terdiri dari 316 halaman ini merupakan hasil refleksi mendalam tentang bagaimana pesantren dapat menghadapi globalisasi tanpa kehilangan identitas aslinya. Ia menyajikan pemikiran yang relevan dan kritis, mendorong kita untuk melihat pesantren bukan hanya sebagai penjaga nilai-nilai lama, tetapi juga sebagai agen perubahan. Penulis menguraikan gagasan-gagasan transformatif mengenai pendidikan Islam yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat modern.

Di bab awal, kita diajak menelusuri sejarah panjang pesantren, dari era pra-kemerdekaan hingga pasca-reformasi. Pesantren telah terbukti menjadi benteng pendidikan Islam yang kokoh, bukan hanya sebagai tempat belajar agama, tetapi juga sebagai ruang pengembangan karakter yang menekankan pentingnya moralitas. Penulis menyoroti evolusi pesantren dari lembaga tradisional menuju institusi yang mulai mengadopsi pendekatan modern dalam kurikulum, pengelolaan, dan metode pembelajaran.

Namun, modernisasi ini tidak datang tanpa tantangan. Dalam era globalisasi, pesantren dihadapkan pada dua pilihan: menutup diri atau beradaptasi. Buku ini mengajak pesantren untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga bertransformasi. Dinamika ini menjadi benang merah yang merajut keseluruhan isi buku, mengajak pembaca untuk merenungkan masa depan pesantren.

Tema pesantren transformatif menjadi salah satu fokus utama yang dibahas secara mendalam. Menurut penulis, pesantren yang ideal adalah yang mampu memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Tidak cukup hanya menghasilkan lulusan yang paham ilmu agama, tetapi juga individu yang dapat menjadi agen perubahan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Konsep transformatif ini mencakup inovasi dalam berbagai aspek, mulai dari pembaruan kurikulum hingga pemanfaatan teknologi. Pesantren transformatif, sebagaimana digambarkan oleh penulis, adalah institusi yang tidak hanya berorientasi pada masa lalu, tetapi juga memandang ke masa depan. Ia adalah tempat di mana tradisi bersatu dengan inovasi, menciptakan harmoni yang memperkaya kehidupan.

Salah satu sorotan menarik dalam buku ini adalah isu inklusivitas. Pesantren sering dianggap sebagai ruang eksklusif yang hanya dapat diakses oleh kelompok tertentu. Buku ini menantang stigma tersebut, mengajak pesantren untuk lebih inklusif.

Inklusivitas bukan berarti mengorbankan identitas atau nilai-nilai Islam. Sebaliknya, ini adalah upaya untuk membuka dialog dengan keberagaman. Dalam masyarakat yang semakin plural, pesantren harus menjadi jembatan penghubung, bukan dinding pemisah. Penulis menekankan bahwa inklusivitas dapat memperkuat pesantren, menjadikannya lebih relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Baca Juga: Pesantren sebagai Pusat Pembelajaran Multidisipliner

Beralih ke tema pesantren progresif, penulis mengajak kita untuk melihat pesantren sebagai institusi yang dinamis. Dalam pandangannya, progresivitas adalah kunci bagi pesantren untuk bertahan di tengah perubahan zaman.

Pesantren progresif adalah pesantren yang berani berinovasi tanpa kehilangan akar tradisinya. Penulis merekomendasikan pembaruan di berbagai bidang, termasuk manajemen, metode pengajaran, dan pengembangan kurikulum berbasis riset. Namun, progresivitas ini bukan sekadar adopsi teknologi, melainkan perubahan pola pikir. Pesantren harus mampu melihat dunia dengan perspektif yang lebih luas, tanpa melupakan misinya sebagai penjaga nilai-nilai Islam.

Globalisasi merupakan isu besar yang dihadapi hampir semua lembaga pendidikan, termasuk pesantren. Penulis menggambarkan globalisasi sebagai tantangan sekaligus peluang. Di satu sisi, ia membuka akses informasi yang luas, tetapi di sisi lain, ia juga membawa nilai-nilai yang mungkin bertentangan dengan tradisi Islam.

Pesantren diharapkan dapat menyaring pengaruh globalisasi, mengambil yang baik dan menolak yang buruk. Penulis menekankan pentingnya pendekatan kritis dalam menghadapi globalisasi, sehingga pesantren tidak hanya menjadi korban, tetapi juga pelaku perubahan.

Meskipun buku ini kaya akan gagasan, terdapat beberapa kelemahan. Salah satunya adalah gaya penulisannya yang cenderung akademis, sehingga beberapa bagian mungkin terasa berat bagi pembaca awam. Selain itu, meskipun banyak menawarkan konsep menarik, buku ini kurang menyajikan studi kasus konkret yang dapat menjadi panduan praktis bagi pembaca.

Namun, kekurangan ini tidak mengurangi nilai buku sebagai referensi penting. Dengan pembahasan yang mendalam dan analisis yang tajam, “Paradigma Baru Pesantren” adalah bacaan wajib bagi siapa saja yang peduli pada masa depan pendidikan Islam.

Pesantren adalah wajah pendidikan Islam di Indonesia. Melalui buku ini, Prof. Dr. Abu Yasid dan timnya mengajak kita untuk melihat pesantren dengan cara baru. Tidak hanya sebagai ruang belajar agama, tetapi juga sebagai pusat peradaban yang mampu menjawab tantangan zaman.

Baca: Pesantren Rumah Kedua Pemberi Nilai Kehidupan

Bagi pengelola pesantren, pendidik, atau siapa saja yang peduli pada masa depan pendidikan Islam, buku ini adalah referensi berharga. Ia menyajikan peta jalan menuju pesantren yang lebih inklusif, progresif, dan transformatif.

Membaca buku ini adalah langkah awal untuk membayangkan pesantren sebagai cahaya di tengah kegelapan, sebagai jawaban atas kekeringan moral dan pendidikan modern. Buku ini menghidupkan harapan bahwa pesantren tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang menjadi pusat peradaban yang membanggakan.


Judul buku               : Paradigma Baru Pesantren Menuju Pendidikan Islam Transformatif
Penulis                     : Prof. Dr. Abu Yasid, M.A.,LL.M., dkk
Peresensi                  : Andini
Penerbit                   : Ircisod
Tahun terbit              : 2023
ISBN                        : 978-602-7696-27-3
Halaman                  : 316



*Penulis dan penikmat kajian antropologi budaya, mahasiswa Akuntansi Universitas Alma Ata, Yogyakarta.