Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz bersama Habib Umar bin Hafidz di masjid Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Selasa (22/8/23).

Tebuireng.online— Sebuah kehormatan bagi Pesantren Tebuireng menjadi salah satu tempat singgah Safari Dakwah Habib Umar bin Hafidz bin Salim, yang bertajuk tema “ ملتقى العلماء أساس النهضة وأبعاد مقاصدها”. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz atau yang kerap dipanggil Gus Kikin dalam sambutannya bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran Habib Umar di Tebuireng.

“Kesempatan yang sangat membahagiakan keluarga Tebuireng kedatangan habib Umar bin Hafidz bin Salim beserta rombonganya, mudah-mudahan menjadikan manfaat dan mendapatkan ridho barokah dari Allah. Hal ini menjadikan semangat bagi kami untuk meneruskan semangat uswah hasanah Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari,” ungkap Gus Kikin dalam acara ini Multaqa Ulama di Pondok Pesantren Tebuireng, Selasa (22/8).

Dalam sambutanya, Gus Kikin menceritakan perjalanan Pondok Pesantren Tebuireng adalah perjalanan yang panjang, beliau mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di tahun 1899 Masehi dan memilih tempat yang hanya berjarak beberapa ratus meter dengan pabrik gula cukir,  dimana pada saat itu akhir tahun 1889 kemaksiatan sangat luar biasa.

“Saya pun mencari mengapa Hadratussyaikh berani berhadapan langsung dengan pusat kemaksiatan?” tanya beliau.

“Akhirnya saya menemukan buku yang ditulis oleh penulis As’ad Shihab yang mana penulis ini menuliskan bahwasanya Tebuireng ini sebagai pelaku sejarah, Hadratussyaikh diakhir masa belajarnya di Mekkah banyak hal-hal yang dibahas politik dunia di mana pada saat itu terjadi penurunan atau melemahnya umat Islam di dunia, yang kemudian beliau banyak berdiskusi yang kemudian menimbulkan semangat yang luar biasa karena terjadinya pertemuan islam di dunia,” imbuh Gus Kikin.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dan akhir dimasa belajar beliau dengan 6 orang sahabatnya dari beberapa negara berirkrar di depan Multazam, “kami akan berjuang untuk masing-masing memerdekakan negaranya”.

Tidak heran ketika tiba di Indonesia, KH. Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari mendirikan pondok begitu dekat dengan pusat kemaksiatan. “Dan kitab selanjutnya dari tulisan beliau saya membaca risalah ahlussunah wal jamaah bahwasanya sejak tahun 1330 Hijriah banyak aliran-aliran baru membawa banyak pemikiran-pemikiran pertentangan baru menjadikan  kebingungan  yang sebelumnya hanya ada satu faham yakni ahlusunah wal jamaaah yakni madzhab Syafi’i,” tutup beliau mengakhiri sambutanya.

Acara berjalan dengan lancar dengan rangkaian mauidhoh Hasanah sekaligus tanya jawab dan dijeda oleh Sholat Maghrib berjamaah Habib Umar bin Hafidz dengan seluruh tamu undangan yang kemudian dilanjut jalasah tsani.

Untuk diketahui, Multaqa Ulama ini dihadiri oleh para habaib, kiai, tokoh agama yang turut mengiringi safari dakwah Habib Umar. Terdapat 1.500 lebih undangan juga dari berbagai daerah yang turut  memenuhi lokasi acara tersebut.

Pewarta: Naila