Ilustrasi: www.google.com

Oleh: Rara Zarary*

Aku lipat udara yang lebat menyandera pandangku. Semua adalah gelap, kecuali kabarmu di pagi hari yang menyeruakkan cahaya tanpa basa-basi.

Senyuman yang hilang diantara teguk keraguan. Sapa yang tajam dibalik kegelisahan perasaan. Nyatanya sayatan pedang tak seberapa, dari pada hilangnya kabarmu serupa abu² menjadi warna di udara.

Ada apa kiranya? Suara-suara membahagiakan dibungkam sengaja. Ditepuk, diringkas hilang seperti tak pernah terjadi apa-apa.

Lalu tanaman-tanaman subuh di halaman rumah sederhanamu berbicara, mengabarkan rahasia. Memilukan hati yang berkali-kali bertanya, “sebenarnya ada apa?”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kemudian, ucapan-ucapan selamat dan bahagia menyentuh tangan hingga kening. Senyummu melambai di pelipisku, artinya kau bahagia dan aku hanya berhak menyumbang doa.

Sakinah Mawaddah wa Rahmah

Kepada sepasang cinta yang tak lagi sebatas kekasih tanpa nama.

*Alumni Pondok Pesantren Annuqayah.