Kitab suci Al-Quran. (sumber: Ist)

Mendermakan Sebagian Harta

Kunci ketiga agar mendapatkan perniagaan sukses dunia akhirat, setelah memahami makna “Yatluuna kitaballahi – membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, yang disertai pemahaman dan perenungan, sekaligus mengamalkan pesan-pesannya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian melaksanakan shalat wajib dan sunnah secara maksimal, sesuai dengan tuntunan yang diperintahkan oleh Allah dan mengikuti shalatnya baginda Nabi Muhammad.

Maka berikutnya adalah mendermakan sebagian dari hartanya untuk perjuangan di jalan Allah Subhanahu wata’ala dan membantu orang-orang yang membutuhkan, baik dalam ruang lingkup kehidupan sosial masyarakat, maupun dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih tinggi bagi keluarga yang tidak mampu.

Perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala pada surah Fathir/35 ayat 29 untuk mendermakan sebagian hartanya, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan pasti mendapatkan “tijaroh – perniagaan”, yang tidak akan merugi selamanya, merupakan kesempatan emas bagi manusia agar dapat meraih “tijaroh – perniagaan” tersebut. Sehingga dapat meraih keuntungan yang berlipat ganda dari “tijaroh – perniagaan” harta yang didermakannya, mendapatkan keuntungan sisi pahala dan pengganti yang berlipat ganda dari harta yang didermakannya.

Bahkan, bukan hanya sekadar pahala dan pengganti, melainkan sebuah jaminan dari Allah Subhanahu wata’ala, yaitu dalam menempuh kehidupan di dunia ini tidak ada kekhawatiran dan tidak merasa bersedih hati, karena kelak akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan melalui mendermakan hartanya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca Juga: Perniagaan Sukses Dunia Akhirat (1)

Sebagai penguat agar kita rajin mendermakan sebagian harta yang kita miliki dari pemberian Allah Subhanahu wata’ala, mari kita simak dan telaah dengan seksama, beberapa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut ini :

Surah Al-Baqarah/2 ayat 261;

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ 

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q. S. Al-Baqarah/2: 261).

Surah Al-Baqarah/2 ayat 262;

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتۡبِعُونَ مَآ أَنفَقُواْ مَنّٗا وَلَآ أَذٗى لَّهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ 

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q. S. Al-Baqarah/2: 262). 

Surah Al-Baqarah/2 ayat 265;

وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ ۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (Q. S. Al-Baqarah/2: 265).

Surah Al-Baqarah/2 ayat 267

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(Q. S. Al-Baqarah/2: 267).

Surah Al-Baqarah/2 ayat 274;

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ 

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q. S. Al-Baqarah/2: 274). 

Surah Ali ‘Imran/3 ayat 134;

وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,  (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q. S. Ali ‘Imran/3” 133 – 134).

Baca Juga: Perniagaan Sukses Dunia Akhirat (2)

Dari beberapa informasi ayat di atas, dapat dipahami bahwa dengan mendermakan sebagian harta yang kita miliki, akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, mendapatkan jaminan kehidupan di dunia tidak ada kekhawatiran karena dengan mendermakan hartanya, Allah akan memberikan kecukupan terhadap kebutuhan hidupnya. Kemudian tidak ada rasa sedih hati, karena di akhirat kelak dengan sebab mendermakan hartanya  semata-mata mencari ridha Allah Subhanahu wata’ala, dan tidak menyebut-nyebut pemberiannya, serta tidak menyakiti perasaan penerima, maka akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan.

Dalam sebuah riwayat yang cukup populer, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maa min yaumin yushbihu al-‘Ibadu fiihi illaa malakaani yanzilaani fayaquulu ahadu humaa: Allahumma A’thi munfiqon kholafaa, wa yaquulu al-Aakhoru: Allahumma a’thi mumsikan talafaa – tidak satu hari pun di mana pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata: Ya Allah, berikanlah pengganti bagi orang yang berinfak/mendermakan hartanya.” Dan yang lainnya berkata:”Ya Allah, hancurkanlah (harta) orang yang kikir”. 

Informasi dari ayat-ayat Al-Qur’an dan sabda Baginda Nabi Muhammad di atas, memberikan gambaran bahwa kunci sukses dunia akhirat, meraih perniagaan yang menguntungkan dan tidak akan pernah merugi adalah dengan mendermakan sebagian hartanya di jalan Allah. Di mana setiap pagi turun dua malaikat ke bumi, mendoakan penduduk bumi, bagi orang-orang yang beriman merupakan sebuah motivasi untuk berusaha mendermakan sebagaian hartanya di jalan Allah setiap hari, bahkan setiap waktu mengikuti alur shalat lima waktu. Karena dengan penuh keyakinan bahwa harta yang didermakannya, akan mendapatkan pengganti dan pahala yang berlipat ganda, juga sebuah jaminan dalam menempuh hidupnya tidak ada kekhawatiran dan tidak bersedih hati.

Bilamana ditelaah lebih seksama lagi, dengan mendermakan sebagian hartanya di jalan Allah Subhanahu wata’ala, tentunya mempunyai hikmah yang besar, baik bagi yang mendermakan hartanya maupun bagi yang menerimanya. Di samping saling meringankan beban kehidupan untuk memenuhi kebutuhan, dengan mendermakan hartanya merupakan sebuah upaya menyempurnakan ibadah-ibadah yang lainnya, yang mungkin masih sangat terbatas kemampuannya.

Baca Juga: Empat Fungsi Diturunkannya Kitab Suci Al-Qur’an

Semisal, dalam melaksanakan ibadah shalat masih terbatas melaksanakan yang wajib saja, sementara shalat sunnahnya masih sering ditinggalkan. Padahal banyak sekali shalat sunnah yang harus dilakukannya, termasuk shalat sunnah qobliyah dan ba’diyahnya, tahajud, witir, dhuha, tasbih dan lainnya. Nah, dengan mendermakan hartanya menjadi sebuah harapan akan menjadi amal jariyah, yang selalu mengalir pahalanya setiap saat, terutama terkait dengan membantu biaya pendidikan anak bangsa yang kurang mampu.

Perniagaan sukses dunia akhirat menjadi sebuah acuan kehidupan, khususnya berlandaskan surah Fathir/35 ayat 29, bagaimana agar kita mampu mempraktekkannya secara maksimal, baik terkait bacaan Al-Qur’annya, melaksanakan shalat wajib dan sunnahnya, serta mendermakan sebagian hartanya di jalan Allah. 

Dalam hal membaca Al-Qur’an, kita ingat perjuangan Rasulullah, untuk mendapatkannya kitab suci Al-Qur’an susah payah. Kemudian shalat wajib dan sunnah mendapatkannya juga melalui peristiwa yang sangat luar biasa dan istimewa, peristiwa isro’ mu’roj. Kemudian harta yang kita miliki merupakan anugerah dari Allah Subahanahu wata’ala, sudah selayaknya kita gunakan untuk kebaikan-kebaikan dan amal jariyah.



Penulis: Dr. H. Otong Surasman, MA., Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta.