Tebuireng.online– Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Halaqah Fikih Peradaban di Pesantren Tebuireng, Sabtu (17/9/202).
Halaqah Fikih Peradaban ini merupakan acara yang diluncurkan oleh PBNU di 250 pesantren seluruh Indonesia. Adapun halaqah yang diselenggarakan di Pesantren Tebuireng menggagas tema “Fikih Siyasah dan Negara Bangsa.”
Tujuan diadakannya agenda ini, sebagaimana disampaikan oleh ketua panitia halaqah, KH. Nur Hannan, yaitu menghidupkan tradisi yang baik dan eksplorasi kajian literatur Islam klasik.
“Ada dua tujuan Halaqah Fikih Peradaban sebagaimana amanat PBNU. Pertama, menghidupkan kembali tradisi halaqah di era Gus Dur saat menjadi ketua dewan tanfizhiyah PBNU. Kedua, mendorong para ulama dan kiai untuk mengeksplorasi lebih dalam kitab klasik berkaitan dengan masalah fiqhiyah, terutama fikih siyasah,” ucap Mantan Mudir Mahad Aly Hasyim Asy’ari itu.
Agenda yang menjadi rangkaian peringatan satu abad NU ini menghadirkan empat narasumber, yaitu: Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng, KH. Ahmad Musta’in Syafi’i, Ketua Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng, KH. Masykuri Bakri, Katib Syuriah PBNU, KH. Faiz Syukron Makmun, dan KH. Abdul Ghofur Maimun.
Peserta halaqah fikih peradaban diisi oleh mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, tamu undangan dari PCNU, MWCNU, akademisi Universitas Hasyim Asy’ari dan Ma’had Aly Tebuireng.
Pewarta: Al Fahrizal