tebuireng-org-ustadz-nur-hannan-mudir-mahad-alyOleh: Ustadz Nur Nannan Lc, M,HI

الْحَمْدُ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَرْسَلَ إِلَيْنَا أَفْضَلَ الرُّسُلِ وَأَنْزَلَ عَلَيْنَا أَفْضَلَ الكُتُبِ وجَعَلَنَا لَنَا خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ وَأَمَرَنَا بِالإِجْتِمَاعِ عَلى الحَق وَالهُدَى وَنَهَانَا عَنْ الإِفْتِرَاقِ وَاتِّبَاعِ الهَوَى، أَحْمَدُهُ تَعَالَى وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لاَ تُحْصَى، وَأَشْهَدُ أَن لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ لَهُ الْأَسْمَاءُ الحُسْنَى وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، تَرَكَ أُمَّتَهُ عَلَى الْمَحَجَّةِ الْبَيْضَاءِ لاَ خَيْرَ إِلاَّ دَلَّهَا عَلَيْهِ وَلاَ شَرَّ إِلاَّ حَذَّرَهَا مِنْهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِهِ وَعَزَرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوْا النُّوْرَ الَّذِيْ أُنْزِلَ مَعَهُ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ:

Hadirin Sidang Jum’at  Rahimakumullah

Pada kesempatan yang sangat baik ini, pertama saya berwasiat terhadap diri sendiri kemudian terhadap hadirin semua, agar kita senantiasa meningkatkan kualitas ketaqwaan kita dengan arti sebenar-sebenarnya. Dengan cara senantiasa melaksanakan segala perintah-perintah Allah dan senantiasa menjauhi segala laranganNya. karena dengan ketaqwaan ini kita akan mendapat kebahagian di dunia dan kebahagian di akhirat nanti, yakni kebahagian yang sebenar-benarnya.

Masyirol Muslimina Rahimakumullah

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Wasiat taqwa ini juga dalam arti kita senantiasa berusaha intropeksi terhadap segala sesuatu yang telah kerjakan dan yang akan kita kerjakan. karena semua itu akan memiliki dampak. Sesuatu yang tidak baik yang kita kerjakan hari ini tentu akan berdampak tidak baik di kemudian hari. Begitu juga dengan perkara baik yang kita kerjakan hari ini pasti akan berdampak baik di kemudian hari. Maka oleh karena itu segala sesuatu yang akan kita kerjakan dan yang telah kita kerjakan kita intropeksi agar kita tidak merasakan penyesalan di kemudian hari. terutama ketika sudah kembali kehadirat Allah SWT.

Maka Allah SWT mengingatkan kepada kita dalam surat Al-Hasyr ayat 18:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs-Al-Hasyr:18)

Jika kita benar-benar memahami firman Allah dalam surat Al-Hasyr sebagaimana telah disebutkan di atas, maka kita akan berhati-hati dalam segenap tindakan kita, baik itu berupa ucapan maupun berupa perbuatan, sebab apa yang kita kerjakan dan yang telah kita kerjakan akan berdampak di kemudian hari.

Hadirin yang Berbahagia

Orang yang beriman tentunya tidak akan berfikir tentang dampak di dunia saja melainkan juga akan berfikir dampak terhadap apa yang ia perbuat ketika di hadapan Allah nantinya. Maka disinilah perbedaan antara orang-orang Islam dan orang-orang kafir, orang kafir akan merasakan penyesalan karena meraka tidak menggunakan, tidak memanfaatkan waktu yang diberikan Allah untuk berbuat kebajikan.

Dalam hal ini berbagai ayat Al Quran yang menceritakan tentang keadaan orang kafir yang mana ketika masih di dunia meraka tidak pernah memikirkan terhadap perbuatannya. diantaranya yang tertera dalam surat Fatir ayat 37:

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

 (“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun” (QS: Fatir: 37)

Ketika orang kafir masuk neraka disebabkan oleh perbuatannya, yang mana tak pernah berfikir sebelum bertindak maka nantinya di akhirat meraka berteriak-teriak “nahrijna fana’mal shilhan”, keluarkanlah kami dari tempat ini maka kami akan melakukan kegiatan saleh. Bukan perkara yang pernah kami kerjakan dahulu.

Pemohonan ini adalah permohonan yang tidak akan pernah dikabulkan oleh Allah SWT, maka Allah menjawab ucapan mereka dengan firmannya “awalam nuamirkum ma yuatkaru fihi man tadzakar”, tidakkah aku berikan umur yang cukup untuk berfikir bagi meraka yang menggunakan pikirannya. wajaakum an-nadir, dan telah datang kepadamu orang-orang yang memberi peringatan.

Dalam tafsir disebutkan orang yang memberi peringatan ini bisa berupa nabi, utusan, yang menyampaikan peringatan Allah kepada seluruh manusia, bahwa hidup manusia ini tak hanya mengejar kebahagian dunia saja, tetapi kehidupan manusia sebenarnya ini merupakan kehidupan yang sebenarnya., dikehidupan yang kekal yakni kehidupan di akhirat.

Ada juga ulama’ yang menjelaskan arti wa jaa bikum an-nadir, adalah seseatu yang memberi peringatan ada dalam diri kita, berupa rambut yang sudah memutih, gigi yang mulai banyak yang ompong, berupa kulit yang sudah mulai keriput, dan tanda-tanda lainnya. kita hidup di dunia ini tidak selamanya. kita tidak akan selalu tinggal di dunia melainkan akan kembali kehidupan abadi, yaitu kehidupan akhirat.

Maka dari itu,  Allah berfiman agar kita mengambil ibrah dan peringatan dari semua ini dan menggunakan umur yang diberikan Allah dengan sebaik-baiknya, diisi dengan memperbanyak amal sholeh sesuai dengan tuntunan Allah SWT. maka pada saat itulah orang-orang kafir sebagaimana yang difirmankan Allah:

fadhuku, kamu hanya dapat memohon tetapi kamu tidak akan bisa kembali, kamu hanya dapat merasakan akibat-akibatnya. fama lidbolimina min nasir, maka tidak akan yang menolong bagi orang-orang yang melakukan kedholiman ketika hidup di dunia.

Maasyrol Musliminina Rahimakumullah

Hal ini hendaknya menjadi peringatan kepada kita sebagai orang yang beriman agar kita senantiasa hati-hati dalam menjalani hidup di dunia ini, tidak hanya mengejar kesenangan dunia saja tetapi perlu kita ingat bahwa kita perlu mempersiapkan diri untuk meraih kebahagian hidup yang lebih kekal nanti.

Sebesar-besar kenikmatan yang dicapai oleh siapapun di dunia ini maka hal itu sangat sedikit jika dibandingan dengan kenikmatan yang disediakan Allah di surga. Apalagi yang kita kejar di dunia ini berapapun besarnya kenikmatan di dunia ini ternyata hanya sedikit saja dibanding kesenangan yang dijanjikan Allah di akhirat. Allah SWT telah berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 77:

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا

“Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (Qs An-Nisa’: 77)

Mudah-mudahan dari peringatan- peringatan Allah tadi betul-betul bisa menyadarkan kita untuk selalu mengoreksi, intropeksi terhadap apa-apa yang telah dan akan kita kerjakan sehingga kita tidak menyesal di kemudian hari sengaimana penyesalan orang-orang kafir sebagaimana yang digambarkan dalam ayat-ayat yang telah disebutkan. dan mudah-mudahan kesibukan kita, segala yang kita miliki tidak sampai melalaikan untuk senantiasa mengingat Allah Swt.
اِنَّ اَحْسَنَ الْكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ الْمَلِكِ الْمَنَّنِ وَمِنْ قَوْلِيْ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ ,مَنْ عَمِلَ الْصَّالِحَاتِ فَلِنَفْسِهِ, فَمَنْ اَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيْدِ , بَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأنِ الْعَظِيْمِ ,وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ وَبِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَةِ الْقُرْانِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ,وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَاِيَّاكُمْ اِنَّهُ سَمِيْعٌ الْعَالِم وَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَ الْغُفُوْرُ الْرَّحِيْمُ.


khotib: Ustadz Nur Hannan Lc, M,HI, Mudir Ma’Had Aly Tebuireng

Pentranskripsi: Muhammad Ali Ridho