(Foto: MSA)

Tebuireng.online – Penutupan agenda Diklat Kader Pesantren Tebuireng angkatan ke- 8  dilaksanakan di lantai 3 gedung KH. M. Yusuf Hasyim pada Selasa (19/11/19) sekitar pukul 09.00 WIB. Pra acara diisi dengan presentasi hasil magang di sejumlah pesantren lain di antaranya; Pondok Pesantren Temboro Magetan, Ponpes al-Munawwir Krapyak Jogja, Pesantren Cipasung Tasikmalaya, Ponpes Ittifaq Ciwidey Bandung, Nurul Fikri Boarding School Banten.

Susunan acara penutupan; dimulai dengan pembukaan, tanya-jawab dan komentar hasil laporan magang, pembacaan ayat suci al-Quran, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Tebuireng, dan Mars Diklat. Berlanjut penayangan video dokumenter selama berproses di diklat.

Sambutan dari peserta diklat diwakili oleh Ahsantu Dhonni, ia mengucapkan rasa syukur dan terima kasih terhadap semua pihak dalam balai diklat dan Pesantren Tebuireng. “Mari kita buktikan, pengabdian dari angkatan 8 ini bisa istakamah dan berjuang di pengabdian Pesantren Tebuireng sebagai cerminan pengabdian kita nanti di masyarakat,” ucapnya.

Sambutan dari ustadz Halim, “Hikmah yang saya lihat begitu besar, jadi mereka betul-betul bangkit dari alam yang baru ini. Dan saya harapkan sebelum dan setelah diklat, setelah diberikan ilmu dan banyak hal, saya meminta untuk kalian betul-betul berterima kasih,” harap Ketua Lembaga Diklat Kader Pesantren Tebuireng ini.

Dilanjut pembacaan ikrar peserta diklat yang dipimpin oleh KH. Nur Hannan. Sambutan selanjutnya oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid, sekaligus menutup agenda diklat angkatan ke-8.  “Semoga bisa bermanfaat bagi diri sendiri, juga bagi masyarakat,” tutur beliau. Gus Sholah juga menceritakan bahwa ada survey yang dilakukan di Amerika bahwa dari ribuan orang sukses atau berhasil karirnya itu bukan selalu karena lulusan luar negeri atau IQ tinggi. Dari ratusan nilai, ada 10 nilai pertama yang menjadi faktor keberhasilan itu 4 nilai Pesantren Tebuireng, tapi ikhlas tidak disebut dalam survey tersebut.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Pada saat saya membuka (diklat) waktu lalu, saya meminta masing-masing dari anda untuk menulis 20 nilai positif yang anda pikirkan pada saat itu. Bagus-bagus nilainya, cuma saja dari 20 nilai ini ada satu kata yang tidak tertulis. Yang tidak dikemukakan. Yaitu kata inisiatif atau prakarsa. Padahal inisiatif itu penting sekali. Orang maju itu karena inisiatif, orang maju itu karena punya gagasan yang kemudian dijalankan tidak hanya dipikirkan. Jadi mengambil inisiatif untuk menjalankan atau melaksanakan pikiran yang ada,” cerita Gus Sholah di hadapan para hadirin.

“Menyatakan bahwa diklat angkatan 8 resmi ditutup dengan ucapan hamdalah,” pungkas adik kandung Gus Dur ini diikuti ucapan hamdalah dari peserta dan hadirin.

Berlanjut penanggalan tanda peserta diklat oleh Mudir Bidang Pembinaan Pondok, Bapak H.Lukman Hakim B.A. Diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh KH. Abdul Hadi Yusuf, Pengasuh Ponpes Madrasatul Quran.

Pewarta: Alambudi