sumber gambar: ks

Oleh: KH. Fauzan Kamal

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

فَيَاأَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

إِنَّ ٱلَّذِینَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَـٰمُوا۟ فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ وَلَا هُمۡ یَحۡزَنُونَ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَنَّةِ خَـٰلِدِینَ فِیهَا جَزَاۤءَۢ بِمَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah,tidak ada rasa khawatir pada mereka, tidak (pula) bersedih hati. Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (Al-Ahqaf: 13-14)

Mari kita bersama-sama berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Seringkali bahasa takwa ini dianggap cukup singkat dan padat, namun pelaksanaannya berat sekali. Yakni imstisal awamirillah, wa ijtinabu nawahihi. Berusaha untuk menjalankan apa yang diperintah oleh Allah, sekaligus menjauhi apa yang dilarang oleh Allah SWT. Ucapannya sangat ringan, namun dalam realita sangat sulit. 

Bahasa takwa itu diambil dari kata waqa-yaqi-wiqayatan-waqin. Dalam wazan yang lain ittaqa-yattaqi-ittiqa’an-muttaqan-muttaqin. Orang yang bertakwa yaitu orang yang senantiasa menjaga untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah, juga menjaga agar tidak terjerumus kepada hal yang dilarang oleh Allah. 

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Kita harus berusaha semaksimal mungkin agar perintah-perintah Allah tetap kita jalankan. Kita juga berusaha menjalankan apa yang sunnah. Kalau kita sudah menjalankan shalat yang wajib, sudahkah kita melaksanakan sunnah qabliyah?. Sudahkan kita menjalankan sunnah ba’diyah, tahajjud, duha, dan sebagainya. 

Apalagi dengna kondisi yang masih muda. Mumpung masih muda, belum banyak kegiatan, ayo kita berusaha menjalankan yang sunnah. Kalau sudah terbiasa, insha allah kita akan menjalankannya dengan gerakan hati. Kalau kita meninggalkan yang haram, mari kita tinggalkan yang makruh. 

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Rasulullah pernah ditanya, “Ya Rasul, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang mana aku tidak akan meminta kepada selain engkau”. Jawaban Rasul juga singkat, “Katakanlah (wahai Abu Amr), Amantu billah wa Istqim (saya beriman kepada Allah dan istiqomah).” 

Seseorang harus menunjukkan sikap beriman kepada Allah dengan ucapan la ilaha illa allah atau dua kalimat syahadat. Kalimat yang cukup singkat, kalimat yang cukup ringan. Dengan kalimat itu orang tidak akan kekal hidup di neraka, dan tanpa kalimat itu orang akan kekal di neraka. 

Pernah suatu ketika di luar negeri ada orang yang berumur 90 tahun. Ia tidak beragama. Tapi menjelang kematiannya, ia memanggil salah seorang ulama’ dan memohon tuntunan bagaimana caranya bersyahadat. Lalu orang tua itu bersyadahat dengan terbata-bata. Selang beberapa saat akhirnya meninggal. 

Orang yang 90 tahun karena tidak bersyahadat dijamin masuk neraka. Namun, karena kalimat syahadat ia diampuni langsung oleh Allah. Dengan ucapan ini kita diselamatkan oleh Allah. 

Bahkan, kata Rasul orang masuk surga itu bukan karena perbuatannya, tapi karena rahmat dan kasih sayang Allah. Allah memberikan rahmat dan anugerahnya kalau memang hambanya itu taat kepada-Nya. 

Istaqim—kata Nabi—berusahalah untuk terus melakukan ketakwaan. Istiqamah bisa beruwuju waktu, bisa juga permohonan terus kepada Allah agar selalu bertakwa. Maka dari itu, mari kita berusaha untuk istiqamah, mulai dari istiqamah berjamaah, belajar. Karena janji Allah kepada mereka yang istiqamah cukup singkat. Fala khaufun ‘alaihim wa hum yahzanun, tidak ada rasa khawatir dan susah bagi orang yang bertakwa kepada Allah. 

Orang jualan pun tidak istiqamah, maka tidak akan laku. Makanya apa pun yang kita lakukan harus istiqamah. Jangan sampai menunda waktu. Itulah salah contoh. Begitupulah yang menjadi orang tua, guru, pedagan, petani, marilah istiqamah. 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Pentranskip: Yuniar Indra Yahya