Mahasiswa KKNT Unhasy kelompok 11 membantu proses penjemuran Ampok Jagung warga desa Menturus. Ampok Jagung merupakan salah satu bentuk mata pencarian warga. (Foto: Tim KKNT-11).

Tebuireng.online– Sejak pembukaan program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Unhasy Senin (9/7/19) lalu, mahasiswa mulai bersilaturahmi dan mengenali tempat KKNT, baik dari segi potensi masyarakat sekitar hingga pada kebutuhan masyarakat di ranah pendidikan, pengajaran, dan pekerjaan. Salah satu kerja nyata telah dilakukan oleh mahasiswa KKNT kelompok 11 di desa Menturus, Kudu, Jombang, seperti membantu pembuatan Ampok Jagung sebagai salah satu mata pencarian warga.

Selama pelaksanaan KKNT, mahasiswa merancang program untuk desa Menturus, hal itu dilakukan usai mahasiswa melakukan program kerja pada bidang keagamaan yakni melaksanakan pembelajaran dan pengajaran TPQ. Selain kegiatan pada bidang keagamaan, survei pencarian potensi desa juga dilakukan. Dengan berkeliling ke rumah-rumah warga di desa Menturus dan mendatangi rumah-rumah yang berpotensi sebagai home industri. Tidak sedikit warga desa Menuturs yang membuka home industri seperti menjual Ampok Jagung (menir jagung) yang dipasarkan hingga ke luar kota. Ada juga yang membuat alas sepatu, keset, lukisan dan membuat tahu-tempe. Tetapi, sebagian besar warga desa Menturus menjadi petani yang kesehariannya di sawah, serta ada juga yang mengembala kambing.

Setiap rumah yang dikunjungi, ada satu rumah yang menarik perhatian mahasiswa KKNT Unhasy ini. Adapun pemilik rumah itu adalah Ibu Suprapti, yang kesehariannya menjadi penjual Ampok Jagung yang sudah kurang lebih 10 tahun memproduksi.

Ada mas, di dekat jalan itu lebih lama lagi sekitar 16 tahun jualan Ampok Jagung,” ujar Ibu Suprapti.

Pemasaran Ampok Jagung yang diproduksi oleh Ibu Suprapti ini tersalur hingga ke luar kota diantaranya Mojokerto, Sidoarjo, dan sekitarnya. Harga pasaran Ampok Jagung Rp.15.000 – Rp.17.000 per bal. Tetapi, Ibu Suprapti menjualnya Rp.20.000 per bal. Mengapa demikian? Karena Ampok Jagung yang dijual Ibu Suprapti pengolahannya masih tradisional dan menjaga keheginisan. “Ampok Jagung yang saya buat itu serupa tapi tak sama mas. Beda sama yang lainnya,” ucap Ibu Suprapti.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Permasalahan besar yang dialami produsen Ampok Jagung adalah ketika turun hujan. Ampok Jagung yang dijemur yang biasanya hanya sehari sudah kering, maka ketika turun hujan bisa mencapai dua hari. Bukan hanya itu, produsen Ampok Jagung juga akan repot mengangkat Ampok Jagung dan membebernya kembali.

Dengan begitu, harapan yang disampaikan masyarakat desa Menturus kepada mahasiswa KKN Tematik Unhasy kelompok 11 sangat besar. Dengan adanya KKNT di desa Menturus, masyarakat berharap dapat mengangkat perekonomian dan pemasaran home industri yang ada di desa Menturus.

Pewarta: tim KKNT-11

Publisher: RZ