, Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) mengadakan bedah buku “Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari Pemersatu Umat Islam Indonesia”, pada Kamis (19/10/2023) di Aula Lantai 3 Gedung Yusuf Hasyim.
, Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) mengadakan bedah buku “Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari Pemersatu Umat Islam Indonesia”, pada Kamis (19/10/2023) di Aula Lantai 3 Gedung Yusuf Hasyim.

Tebuireng.online- Dalam menyambut Resolusi Jihad dan Hari Santri Nasional, Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) mengadakan bedah buku “Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari Pemersatu Umat Islam Indonesia”, pada Kamis (19/10/2023) di Aula Lantai 3 Gedung Yusuf Hasyim.

KH. Abdul Hakim Mahfudz Pengasuh Pesantren Tebuireng pada kesempatan tersebut menceritakan bahwa Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari saat belajar di Mekkah beliau bersama 6 sahabatnya berikrar untuk memperjuangan kemerdekaan negaranya masing-masing.

“Saat belajar di Kota Mekkah, Kiai Hasyim muda bersama dengan sahabat-sahabatnya berikrar di depan Multazam bahwa kelak akan memperjuangkan negaranya masing-masing. Sehingga saat kembali ke Indonesia, Kiai Hasyim mendirikan Pesantren Tebuireng, yang mana kala itu dusun Tebuireng dikenal sebagai tempat yang banyak maksiat,” ucap beliau.

Di samping itu, Gus Kikin sapaan akrabnya, juga menungkapkan bahwasanya pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari itu sangatlah besar dampaknya.

“Perjalanan Tebuireng Institute selama 2 tahun ini belum dapat memecahkan semuanya pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, terlebih kitab-kitab karya Kiai Hasyim ternyata adalah kitab sebuah pergerakan dan perjuangan,” imbuh beliau.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di sisi lain, lanjut beliau, terdapat satu kitab karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, yang sangat tipis, dan kitab itu membahas sebuah hukum yang sangat melekat dalam kehidupan masyarakat. Nama kitab tersebut adalah Dhau’ul Misbah fi Bayan Ahkam al-Nikah atau dalam terjemahan Indonesia ialah; Ringkasan Hukum Pernikahan. Setelah ditelusuri, alasan mengapa Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, menuliskan kitab tersebut, karena pembahasan mengenai pernikahan hanya terdapat di kitab-kitab fiqih yang sangatlah tebal.

“Jadi hal yang mendorong Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, menuliskan kitab tipis seperti Dhau’ul Misbah fi Bayan Ahkam al-Nikah, semata-mata ditunjukkan agar memberikan kemudahan kepada para masyarakat mengenai hukum pernikahan. Yang mana pembahasan tersebut hanya dapat diketahui di kitab fiqih yang sangatlah tebal,” lanjut putra KH. Mahfudz Anwar ini.

Acara ini menghadirikan para pakar akademik sebagai narasumber antara lain, Dr. KH. Ahmad Musta’in Syafi’ie (Ketua Dewan Masyaikh Pesantren Tebuireng), M.a Ag., Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan, MA. (Ketua Lembaga Kajian Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari Ikapete Nasional), Drs. Latifatul Khuluq MA., BSW., Ph.D. (Penulis Buku Fajar Kebangunan Ulama Biografi KH. Hasyim Asy’ari) dan Ashari, S.Th.I., M.Hum, (Penulis Buku Pandangan KH. M. Hasyim Asy’ari Terhadap Sarekat Islam). Turut hadir pula Prof. Dr. H. Masykuri Bakri, M.Si., selaku Ketua Umum Presidium Nasional IKAPETE.


Pewarta: Dimas Setyawan Saputra