Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz memberi sambutan saat peletakan batu pertama di Tebuireng cabang 19, Lombok. (foto: aminzen)

Tebuireng.online– Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz menghadiri undangan Yayasan Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Hidayah dalam rangka peletakan batu pertama cabang Tebuireng ke-19, Selasa (13/9/2022).

Acara dibuka dengan ijazah istighasah Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang dibawakan oleh KH. Nur Hanan, dan diijazahkan langsung oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz kepada masyarakat Lombok yang hadir dalam acara tersebut.

Peletakan batu pertama dihadiri tokoh agamawan Lombok, yakni: Gubernur NTB, Dr. H. Zulfifli Mansyah, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Siti Rohmi Jalilah, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Kholid, Wakil Bupati Lombok Barat, Hj. Sumiyatun, Pengasuh Ponpes Khoirul Wadi, TGH. Abu Arifaini, Ketua Ikapete NTB, M. Ali Hidayat, PC Ikapete se Nusa Tenggara Barat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat setempat.

Antusiasme yang luar biasa terlihat dari masyarakat Lombok atas kedatangan Pengasuh Pesantren Tebuireng bersama rombongan. Beliau disambut dengan mengalungkan sorban. Diiringi juga dengan bacaan shalawat dan tarian pencak penyambutan tamu istimewa.

Dalam sambutannya TGH. Abu Arifaini, Ketua Yayasan Ponpes Al Qur’an Nurul Hidayah, menyampaikan bahwa kelahiran Tebuireng 19 di Lombok ini adalah tanah wakaf dari H. Khairuddin.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
Peletakan batu pertama di Tebuireng 19, Lombok.

“Beliau mewakafkan tanahnya 1,5 Hektar. Dipromotori oleh Prof. Dr. KH. Miftahul huda bersama Dr. Saimun Paisar. Pesantren Tebuireng 19 Lombok ini berbasis Sains, yang akan dinamai SMA Sains Khoirul Wadhi,” ungkapnya.

Dilanjutkan dengan mauidloh hasanah oleh Dr. KH. Musta’in Syafi’i, menyampaikan bahwa kurikulum langit dengan kurikulum bumi harus selalu macthing (seimbang). Sehingga alam ini bisa bersahabat dengan apa yang sudah dipelajari.

“Al Quran sudah sangat lengkap untuk dikaji, bahkan teknologi di dalam Quran itu lebih canggih dari segalanya. Contohnya adalah Sulaiman dengan Bilqis, Sulaiman berkomunikasi dengan burung hud-hud untuk menyampaikan pesan ke Bilqis. Bagaimana mungkin Sulaiman mengontrol semua dengan media dirgantara. Kendaraannya saja memakai sajadah dengan kecepatan yang begitu cepat—dalam Quran adanya seperti itu,” terang Yai Ta’in.

Menurutnya, semua kisah-kisah nabi yang ada di Al Quran selalu mempunyai nilai rahasia-rahasia yang perlu diungkap.

“Hebatnya semua kandungan Al-Quran bisa didekati dengan Sains. Kalau tidak bisa, maka dijelaskan sendiri oleh Allah. Semua masalah dalam Quran yang menggunakan redaksi Wa Maa Adrooka pasti dijawab sendiri oleh Allah. Tetapi kalau pertanyaan itu menggunakan mudlori’ Wa maa Yudriika, Allah membiarkannya karena masih bisa diteliti dan dan bisa dikuasai oleh manusia,” begitu katanya.

Selanjutnya KH. Abdul Hakim Mahfudz memberikan sambutan. Dalam sambutannya beliau menyampaikan soal Tebuireng.

“Kalau kita berbicara mengenai Pesantren Tebuireng, ada beberapa hal yang menjadi catatan kita, yaitu KH. M. Hasyim Asy’ari sangat fokus dengan persatuan. Beliau penentu dalam pendirian organisasi NU. Beliau menyatukan semua organisasi Islam,” terang Cicit Hadratussyaikh itu.

KH. Abdul Hakim Mahfudz menyebut bahwa MA Sains Khoirul Wadi memang belum ada santrinya, tetapi insya Allah dengan peletakan batu pertama ini, serta dengan networking yang dipunya oleh tuan guru H. Abu Arifaini dan teman-teman Ikapete NTB yang ada di Lombok ini, semoga akan segera terbangun dan banyak santri yang akan mencari ilmu di sini.

Pewarta: Amin Zein